My Trip My Adventure Episode 8 Bagian 2

Kemudian saya makan bersama dengan kru yang lain, walaupun sebenarnya ada rasa segan sih, karena kan penumpang lain pada lihatin, takutnya saya dikira macam-macam padahal gak.
“eh, jangan lupa penumpang ada turun nanti, sama ada paket ya di tempat biasa” kata bang Makmur bilang ke Supir 2 nya
“iya” kata supir 2
“eh, Ayu jangan dilupakan ya, di Kopin” kata saya
“ya ini jangan lupa, campakkan di Kota Pinang” kata bang Makmur
“bah, dicampakkan ya, abang yang kejam” kata saya sambil tertawa
Dan setelah makan kami pun keluar dan menuju kembali ke bis. Aku ke belakang ya Yu.” Kata bang Makmur
“yach ditinggal sendiri dong”
“ayok ku kawanin kalau ga”
“ahahaha, Ayu depan aja ya bang. Bosan di bangku mulu”
“oo, ya udah, duduk di depan la sama orang itu”
Dan kemudian saya duduk di depan.
“pakai alas itu” kata supir 2 tersebut
“gak apa-apa bang”
“di Kota Pinang tempat siapa kau?”
“gak ada bang, cuma jalan-jalan aja. Touring pendek” kata saya
“jadi turun dimana?”
“di SPBU sebelum masuk Kota Pinang bang, yang sebelah kanan. Biasa Satu Nusa juga disitu ngisi”
“ooo, jadi habis itu kemana kau?”
“ada kawan nunggu di sana bang sebentar, habis itu pulang lagi”
“bah, gak capek itu? Naik apa pulang?”
“gak bang, namanya udah hoby naik bis. Naik Makmur bang”
“udah dihubungi krunya?”
“udah bang, karena kan kawan juga disitu”
“oooo. Boru apa kau?”
“lubis bang”
“bah, yang serumpun kita, pandai bahasa mandailing kau?”
“gak bang”
“bah, cemananya lubis gak bisa bahasa daerah”
“hihihi, bilangnya gak bisa, tapi kalau orang ngomong ngerti la dikit-dikit”
“kalau kampung mu dimana?”
“kalau opung katanya daerah mandailing sana tapi gak tau dimana. Karena gak pernah ke sana”
“oo, berarti udah asli medan la ya,ke belakang aja kalau capek, masih jauh Kota Pinang
“gak apa-apa bang, bosan di belakang dari tadi, kalau disini kan masih enak ada yang dilihat, bis-bis yang lewat” kata saya
Ternyata benar juga kata bang Makmur, joss juga supir 2 nya ini. Benar-benar rezeki dapat bis enak. Hihihi. Selama perjalanan ada bebarapa bis di depan, ada PMS mungkin tujuan Pranap kali dari Siantar joss juga tapi berhasi dilewati. Dan kemudian didepan ada lagi PMH dan joss juga tapi susah dilewati karena kencang juga, sambil melihat aksi bis malam saya juga menchat bang Putra dan bang Sitohang.
“Poster” kata saya menchat bang Putra, tapi tidak ada balasan
“Poster” kata saya chat MTG
“Balam area”
“oke”
“om dimana?” kata MTG
“masih lewat simpang kawat ini”
“ooo, masih lama itu”
“ahahahaha, oke MTG nanti awak kabarin lagi”
“oke”
Yang tadinya ngantuk karena lelah jadi gak jadi karena dengar musik dari bis dan lihat aksi-aksi bis lintas yang enak. Jam 11 malam melewati kota Ranto dan saya menchat Mail untuk memberitahu kalau tidak bisa singgah.
“maaf Mail, numpang lewat ya. Gak bisa singgah” kata saya
“iya gak apa-apa. Awak udah lihat tadi bisnya, awak duduk di warung depan SPBU jalan baru”
“oo, iya Mail, hihihihihi. Maaf ya Mail”
“oke, hati-hati”
“oke”
Dan sambil dijalan saya juga menchat bang Putra dan bang Sitohang.
“poster Yu?” kata bang Putra
“masih Aek Nabara”
“abang dimana?”
“masuk Bagan”
“oke” kata saya
“nanti kalau MTG berhenti disitu beli sate ya”
“iya kalau berhenti”
“berhenti biasanya”
“okelah” kata saya
“oke”
Dan akhirnya saya hampir sampai juga di Kota Pinang.
“poster Wahdi” kata saya
“udah di SPBU. Kakak di mana?”
“ok, udah dekat” kata saya
“SPBU ini kan?” kata supir tersebut
“ya bang”
Kemudian bis berhenti
“makasih ya bang” kata saya
“yok, hati-hati” katanya
Dan kemudian bis berlalu dan saya pun menyebrang. Saya mencoba menelpon Wahdi dan gak jadi karena udah ketemu.
“apa kabar kak?” kata Wahdi
“sehat. Gimana kabar?” kata saya
“sehat juga kak. Makan sate kakak”
“iya boleh, penasaran juga”
“udah finish di Kopin” kata saya melalui chat ke bang Putra
“Bagan batu masih. Kau dimana?”
“SPBU bang”
“ooo, okelah tunggu aja di situ. Sama siapa kau?”
“sama Si Wahdi bang”
“oo okelah”
“ok bang”

Dan kemudian saya makan sate bersama Wahdi, sambil bercerita tentang pekerjaan, ya masalah tentang komunitas juga dan masalah yang ada di sosial media tentang rekan-rekan bismania. Sambil makan sate ada beberapa bis yang lagi Mami(Makan Minum) alias isi bensin di sini. Jadi sambil menyelam minum air la. Hehehehe.















Sbenarnya ada lagi bis yang isi bensin. Tapi tidak difoto karena lagi malas hunting. Lama juga menunggu si MD.
“poster” tanya saya melalui chat WA ke MTG
“Cikampak. Om dimana?” kata MTG
“di SPBU di Kota Pinang yang kalau dari Medan sebelah kanan”
“ooo, iya. Tunggu aja di situ”
Lama juga menunggu si MD, jam 2 baru mendarat di SPBU, saya fikir dia akan masuk juga untuk isi bensin, ternyata tidak. Hmmmm
“Pommm.. pommmm” suara klakson khas MD
“ligat Yuk” kata MTG berteriak
“sabar lo MTG. Wahdi makasih ya” kata saya
“ya kak, hati-hati” kata Wahdi
“ayok om” kata MTG ke Wahdi
“iya om”
“duluan ya” kata bang Putra
“ya bang” kata Wahdi juga
Dan kemudian si MD pun berjalan. Saya duduk di area depan tentunya. Dan supir ganti yang bawa. Kencang juga sich.
“ini boru Lubis itu” kata supir ganti tersebut
“ya inilah dia” kata MTG
“ooo, Lubis rupanya, yang berito la kita ya” kata supir tersebut
“ini Tobing, ini Lubis, samanya semua” kata MTG
“awas tangan mu” kata bang Putra
“ya bang” kata saya
“kenapa?” kata MTG
“kan tangannya belum sembuh itu bang” kata bang Putra
“ooo” kata MTG
“kau tidur gak gatal Pe” kata MTG kemudian
“gak, tapi aku was-was juga” kata bang Putra
“masih ada rupanya Kapinding itu?”
“masih la. Susah itu hilangnya Yu” kata bang Putra
“aku tadi mau tidur nyari itu dulu la, mana tau ada. Habis badan ku nanti” kata MTG
“aku kasihan yang dibangku 9-10 itu, itu sarangya kayaknya” kata bang Putra
“kenapa gitu bang?” kata saya
“udah tua yang duduk itu Yu. Lagi sakit juga kayaknya. Kalau dibuat itu lagi sama binatang itu apa gak kasihan kali” kata bang Putra
“kau tidur tadi gimana?” kata MTG
“aku nyari tempat aman la. Lihat-lihat juga”
Sambil cerita akhirnya sampai di SPBU tempat biasa MD isi bensin. Dan kami turun sebentar untuk hunting sebentar.



Entah mengapa si MD ini selalu menjadi yang terbaik la kalau dalam touring. Dari sebelum bang Sitohang di sini masih di Halmahera tetap terbaik. Mungkin karena kru disini sudah menjadi bagian dari keluarga juga. Kalau naik bersama mereka saya dan rekan lain tidak akan pernah di kasih membayar, karena pernah di bilang mereka “kalau kau bayar naik ini, cari aja bus lain”. Jadi gak akan pernah berani tanya ongkos ke sini atau ke sana dengan mereka jika kita sendiri yang berangkat, kalau itu siap-siap kena maki la. Setelah isi bensin kami lanjut sebentar bercerita.
“jadi intinya, bagaimana la caranya untuk menghilangkan itu?” kata saya
“dibakar bangkunya” kata bang Putra
“bah, sayang la” kata MTG
“gimana lagi, ganti jok kulit la kelen. Lihat aja mobil bang Mora, si Hancur punya. Jok kulit itu. Dijamin gak ada kapinding itu lagi” kata bang Putra
“jadi yang skyliner itu gimana” kata MTG
“bentar lagi kena juga itu, tanya la Ayu udah pernah dia naik new skyliner itu. Gimana bangkunya”
“bangkunya beludru gitu bang, kurang nyaman” kata saya
“nyesal pula aku pilih bangku itu waktu itu” kata MTG
“kalau abang bawa sisa itu apa gak kena keluargamu” kata bang Putra
“iya juga. Jadi gak ada obatnya itu”
“gak ada. Kalau ada cuma sebentar” kata bang Putra
“tengok-tengok kalau ada dia” kata saya
“iya, kalau dipicit bau kali” kata bang Putra
“bah dicium ya” kata saya
“udah ngantuk kau Yu, kalau ngantuk tidur la, capek kau. Tanganmu itu kan belum sembuh benar” kata bang Putra
“sepertinya iya, mau bobomania la ini” kata saya
“ayoklah. Duluan kami ya” kata bang Putra
“iya” kata MTG
Dan kami masuk ke dalam, lihat para penumpang masih tertidur pulas.
“disini aja Yu” kata bang Putra
“iya bang” kata saya
Lalu saya duduk diarah dekat jendela dan bang Putra disebelah saya. Mata sudah ngantuk tapi masih sempat kami berburu Kapinding. Hahahahahaha
“ngapain si pace” kata saya
“lihat mana tau ada. Gak nyaman Yu”
“iya sich”
Dan saya bersama bang Putra kemudian berburu kapinding.
“itu dia bang” kata saya
“mana”
“itu yang dekat sarung ini”
“ooo iya ini berarti sarangnya”
“ngapain kelen?” kata MTG kemudian masuk karena sepertinya akan pergantian lagi
“biasa berburu kami” kata saya
“berburu kapinding” kata MTG
“iya. Mau kemana abang?” kata saya
“gantian dulu la”
“oke bang”
Dan kami pun melanjutkan perburuan, tapi lama-lama capek juga
“tidur yok Yu”
“ayoklah, Ayu dah dari tadi 5 watt, abang ajak lagi berburu”
“ahahahaha, agak jauh dikit Yu. Nanti di candid dia kita”
“ya bang, pindah abang sana, nanti kena kita sama MTG” kata saya
Dan kami pun mulai lanjut tidur, pas udak Putra yang bawa. Kencang santai jadi tertidur pulas. Sampai RM. Gunung Sari I pun kami malas turun.
“turun kita Yu” kata bang Putra
“gak la bang, ngantuk Ayu”
“ya udahlah sama kita berarti, lanjutla kita tidur”
Dan kami lanjut tertidur lagi. Sampai didaerah mana saya lupa, saya bangun dan melihat bang Putra masih terlelap, saya melewati dia dan ke depan duduk bersama bang Ucok Galung dan bang Lubis.
“yah” kata bang Lubis
“eh bang” kata saya
“diajak ke Pranap gak mau” kata bang Ucok
“kerja lo bang” kata saya
“kerja kan bisa libur” kata bang Ucok
“bisa, habis itu awak dipecat” kata saya
Lama juga bercerita gak terasa sampai di tanjung, bang Putra bangun dan turun di bawah fly over katanya
“kau turun dimana?” kata bang Putra
“biasa, kfc tikun. MD ke Binjai” kata saya
“kalau gitu aku di fly over la ya” kata bang Putra
“iya bang”
Dan akhirnya finish juga di Medan, sambil menunggu penumpang turun dan ada yang naik untuk ke Binjai, ketemu dengan orang loket Makmur.
“bah, dia lagi”
“ahahahaha” kata saya
“yang sewa batu”
“biarlah” kata saya
Lalu setelah penumpang turun kami pun jalan lagi
“buka aja la telolet itu ya” kata bang Lubis
“lha kenapa corongnya?” kata saya
“rusak tapi” kata bang Lubis
“putus kabelnya” kata bang Ucok
“ooo” kata saya
Kemudian berhenti sebentar dan saya ikut lihat bang Lubis melepas corong telolet itu.
“bang, KFC tikun ya” kata saya
“ooo, dimananya rumah mu?” kata bang Ucok
“Johor bang” kata saya
“oooo”
“jadi dari sini naik apa kau?”
“ada adik yang jemput bang”
“ooo”
“sini aja bang”
“mana adikmu?”
“itu bang, udah nunggu” kata saya
“oke” dan bang Ucok kemudian ambil lajur kiri
“makasih ya bang” kata saya
“yok” kata bang Ucok dan bang Lubis bersamaan
Dan MD pun berjalan dan saya juga akan pulang. Inilah cerita kali ini. See you next story ya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar