My Trip My Adventure Episode 2 Bag 2



Tapi sebelum memasuki perbatasan Rantau Prapat akhirnya sinyal dari bang Aritonang pun bunyi.saatnya ganti supir, kemudian bang Putra mengisyaratkan agar komunikasi lagi dengan bang Sitohang. Dan bang Asrul kemudian menghubungi bang Sitohang dan saya melakukan chat via WA.
“bang, kami gak jadi turun di Ranto, kami turun di Aek Nabara aja, soalnya bang Aritonang yang bawa”
Kemudian bang Aritonang pun naik, dan bus melaju kembali. Terasa perbedaan bang Harahap dan bang Aritonang yang bawa. Bang Aritonang joss bawa bisnya. Bang Asrul yang tadinya ngantuk akhirnya jadi melek karena cara bang Aritonang bawa. Saya bilang kepada bang Putra
“boleh la bang. Mantap banget”
“hahahaha” kata bang Putra
“kenapa gak bang Aritonang la yang bawa dari tadi. Kalau gak kan mantap tadi pas di jalan sana” kata saya
“ketagihan kau kan” kata bang Putra
‘hehehehhe” kata saya nyengir
“turun dimana kelen jadinya?” kata bang Aritonang
“di Aek Nabara aja la bang” kata kami
“oo, ya la” kemudian kami bercerita lagi dengan bang Aritonang. Kata bang Putra, bang Aritonang ini kalau gak diajak ngomong dia gak akan ngomong. Ternyata benar. Sungguh saya suka dengan cara bawa bang Aritonang, sayang bang Mora masih cuti, kalau gak dapat la dua-duanya ini.
Saat lewat dari jalan baru R.Prapat, kami berselisih dengan Makmur dan berhenti. Ternyata ada penumpang yang lewat dari tempat tujuannya. Seharusnya penumpang tersebut turun di Kota Pinang tapi kelewatan. Jadilah kami bersempit ria sementara.
“yah, kenapanya? Kelewatan?” tanya bang Aritonang kepada penumpang yang naik
“ya bang, kelewatan kami. Tadi sudah kami bilang sama kernetnya turun di Kota Pinang. Tapi ketiduran rupanya dia, kami pun tidur. Jadi kelewatan la kami” kata penumpang tersebut
“bisa pula tidur dia. Ya udah lah situ aja kelen dulu. Orang ini dekatnya, turun di Aek Nabara” kata bang Aritonang
“ya udah duduk aja kak, kami dekat kok.” Kata bang Putra
Kemudian bis pun melaju lagi, dengan cara bawa bang Aritonang gak sangsi la. Walaupun kencang tapi gak goyang. Tidak berapa lama kami pun sampai di SPBU Aek Nabara. Kami berhenti di sana.
“di mana kalian jadinya?” kata bang Aritonang
“SPBU itu aja bang” kata bang Putra
“ooo, oke”
“kami di sini aja bang” kata bang Putra
Kemudian bang Aritonang menghentikan bisnya.
“makasih ya bang” kata kami serempak
“yok…”
Selanjutnya kami menunggu bis Makmur MD bang Sitohang. Bang Asrul menghubungi bang Sitohang untuk menanyakan dimana posisi bisnya.
“halo, udah dimana?” kata bang Asrul
“udah dekat” kata bang Sitohang
“okelah, kami di SPBU ini ya, sebelah kanan” kata bang Asrul
Tidak berapa lama kami menunggu akhirnya Makmur MD datang dengan klaskson khasnya. Kebetulan yang bawa bang Herman. Kencang sudah pasti la. Kami pun duduk di depan sambil cerita kembali dengan bang Sitohang dan bang Herman. Tapi sepertinya mata saya mengantuk dan saatnya bobomania.
“bang, siapa yang di area?”
“udak mu la. Kenapa?”
“ngantuk bang, mau bobomania dulu la ya”
“pergi la ke belakang. Ada udak mu itu tidur kok. Di bangku belakang aja. Tadi udah ada 2 penumpang turun”
Kemudian saya pun kebelakang, tapi begitu melihat semua bangku penuh. Di area juga ada yang tidur. Hmm saya berdiri sebentar dan kemudian kembali lagi ke depan.
“yah, kenapa gak jadi” kata bang Sitohang
“lho gak jadi tidur kau” kata bang Putra
“di area ada orang bang”
“udah ada bangku kosong itu. Tadi turun penumpang”
“apa yang kosong bang, semua cari lapak masing-masing”
“bah. Apa pula ini”
“ya udah, nanti pas di SPBU kita atur aja. Usir aja orang-orang itu disitu” kata bang Herman
“ya la, masa buat om Ayu gak ada tempat”
“hahaha, apalagi sekertaris MB pula ya bang” kata saya
“ya la, masa gak di servis”
“udah nanti sama si jupe yang ngapain” kata bang Sitohang (Jupe=panggilan akrab bang Putra di MB)
Tidak berapa lama kami berhenti di SPBU karena si MD mau nyolar alias isi bensin. Sambil menunggu pengisian kami pun hunting sejenak
“Aku mau beli minum dulu Yu, yok koh, gak beli minum” kata bang Putra
Kemudian saya pun mengambil dokumentasi. Dan kemudian bang Sitohang mengambil foto kami juga.
“oopp. Ada yang kamera baru” kata bang Sitohang
“terus om gitu. Kayaknya om udah tau la” kata saya
“sini om, foto dulu. Edisi touring galau” kata bang Sitohang

Makmur "My Disco" 7028



Setelah isi bensin selesai kami pun lanjut perjalanan. Bang Putra kemudian mengajak saya ke area untuk melihat apakah masih ada penumpang atau tidak. Karena dia tau saya sudah lelah dan ingin bobomania alias tidur. Karena saat itu sudah subuh.
“ah, gak ada orang nya Yu” kata bang putra
“tadi ada bang, sekarang udah pindah orangnya”
“ya udahlah, tidur la kau dulu”
“ya bang. Ayu tidur dulu ya”
Sudah sangat ngantuk memang, tapi tidur pun tidak nyenyak karena bang Herman membawa mobil sangat laju dan sangat terasa di belakang. Kepala pun terantuk juga. Alamak memang la bang Herman ini. Kalau gak laju gak bang Herman namanya. Benar-benar laju kalau bang Herman yang bawa. Sebenarnya enak kalau bang Herman yang bawa, kalau duduk gak terasa sama sekali goyangan di dalam. Karena ada kadang supir kalau bawa kencang agak goyang di dalam. Ok saya pun akhirnya bobomania, baru terbangun jam setengah 7 ketika bang Putra membangunkan saya untuk sedikit bergeser bangku, maklum kalau jam segitu pasti jam bang Putra molor. Kemudian saya tidur sebentar dan terbangun lagi ketika sudah sampai di RM. Gunung Sari I, itu pun karena udak Putra yang bawa.








Saya dan bang Asrul turun. Udak Putra dan bang Lubis langsung ke bangku sudut yang ada tak jauh dari arah bis. Kalau bang Putra, bang Sitohang dan bang Herman masih tidur di bis. Mau bangunkan bang Putra segan juga karena tidurnya nyenyak banget. Kemudian saya dipanggil udak Putra untuk ikut makan dan minum.
“Makan Yu, pesan la. Mau minum apa” kata udak Putra
“ya udak.”
“udah pesan aja”
“ya udak gak apa-apa” sebenarnya gak enak juga menolak tawaran udak Putra. Tapi mau bagaimana, saya juga masih kenyang.
Duduk sambil bercerita dengan bagian check in bis Makmur-Halmahera di RM tersebut. kami mendengar cerita tentang kecelakaan yang terjadi antara bis Makmur dengan bis Pembangunan Semesta dan ALS. Mendengar ceritanya sungguh sangat miris segaligus sedih. Dan dari cerita yang salah itu bis Makmurnya. Sebenarnya bis Makmurnya juga bukan bis Makmur kepunyaan direksi Makmur. Kami anak bismania menyebutnya bis siluman alias bis yang gak jelas bagaimana sistem manajemennya. Walaupun bis tersebut masih ada hubungan saudara dengan direksi M-H Group, tetapi tidak dibawah manajemen tersebut.
Setelah beristirahat sejenak kami pun kembali melanjutkan perjalanan ke Medan. Saya dan bang Asrul kembali duduk di depan. Jalanan sudah mulai ramai karena pagi hari tapi udak Putra tetap membawa dengan laju. Tidak berapa lama kami memasuki kota Kisaran ada penumpang yang salah turun. Seharusnya turun di Kota Pinang malah jadi sampai ke Kisaran.
“bang, ini dimana?” kata penumpang
“Kisaran. Kau turun dimana?” kata udak Putra
“Kota Pinang bang”
“ah, udah jauh kali la ini. Kok gak bilang kau dari tadi” kata udak Putra
“lupa aku bang” kata penumpang tersebut
“bisa pula kau lupa. Ketiduran kau ya”
‘ya bang. Kalau dari sini berapa lagi ongkosnya bang?”
“berapa ya, sekitar 50 itu”
“ya udah la bang, aku turun sini aja”
“naik itu kau nanti’ kata udak Putra sambil menunjuk armada atau angkutan yang menuju ke sana
“ada barang mu?” kata bang Lubis
“gak ada bang, makasih ya bang”
‘ya”
“bisa pula lupa mau turun dimana” kata udak Putra
“tadi pun kami gitu udak, mau turun di Kota Pinang lupa kernet bilang karena ketiduran kernetnya. Penumpang pun ketiduran. Jadi turun di R.Prapat la tadi. Untung pas bis kami lewat tadi”
“iya. Itulah penumpang ini kadang. Gak mau dia bilang dimana. Kadang penumpang juga sok tau” kata udak Putra
“tapi bisa pula ketiduran kernetnya itu ya” kata bang Lubis
“itu la bang kadang penumpang ini” kata bang Asrul
Tidak berapa lama dari cerita tersebut. tepat di depan terminal Kisaran ada bis Halmahera SE 2-1 yang berhenti karena mogok
“lho kenapa itu, mogok dia” kata udak Putra
“kalau ini anginnya pasti” kata bang Lubis
“coba tengokkan dulu sana. Kalau apa oper kemari sewanya itu” kata udak Putra
Bang Lubis pun segera turun dan menghampiri mereka. Udak Putra juga turun tidak berapa lama. Saya juga turun melihat, dan ternyata penumpang di oper ke bis kami dan Halmahera seat 2-2 yang ada didepannya. Tapi akhirnya tidak jadi karena bis sudah hidup. Tapi beberapa penumpang sudah berangkat dengan bis Halmahera yang seat 2-2 tadi. Kemudian bang Asrul pindah ke dalam untuk tidur pastinya.
“anginnya gak bisa keluar rupanya” kata bang Lubis
“yang bodohnya itu krunya. Masa gitu aja gak tau”
“kalau penyakit elektrik itu la, angin ga bisa keluar ya mogok”
Aduh sepertinya saya juga mulai ngantuk ini.
“pindah aja ke dalam Yu” kata udak Putra
“ya udak, mau bentar lagi”
Tapi sepertinya rasa ingin bobomania gak tahan lagi. Akhirnya saya pun pindah ke dalam mencari lapak untuk tidur. Dan saya memilih area kembali dekat bang Putra tidur.
“bang, geser dikit bang” kata saya kepada bang Putra
“hem” kata bang Putra tersentang
Kemudian saya duduk dan mau memejamkan mata, tapi akhirnya bang Putra bertanya dimana sekarang
“udah dimana kita Yu?” tanya bang Putra
“masuk Tebing bang”
“udah lewat Gunung Sari berarti”
“udah bang”
“kok gak dibangunkan aku Yu”
“gimana mau bangunkan, abang nyenyak banget tidurnya. Segan Ayu mau bangunkan abang”
“heran aku, biasa kalau bis berhenti terbangun aku. Tapi kok bisa enak kali aku tidur ya Yu. Bis ekonomi ini lo Yu. Gak biasanya aku gini”
“mungkin karena abang kecapean kali”
“yang namanya di bis Yu, belum tentu bisa nyenyak tidur. Kau tau la kan”
“ya.. ya.. tahu Ayu bang”
“tapi gak biasa gini aku. Ini bis ekonomi Yu, apapun itu pasti didalam kan panas kalau bis berhenti. Ini pulas banget” kata bang Putra masih penuh tanda tanya
Sebenanrnya waktu berhenti di RM. Gunung Sari saya mau membangunkan bang Putra. Tapi saya lihat dari bawah ketika saya foto bis lain dari belakang bis Makmur MD, bang Putra tertidur pulas, gak tega mau bangunkan abang saya itu.
“aduh lapar pula aku Yu” kata bang Putra
“bah, kelaparan awak iya” kata saya sambil jahil
“iya Yu, aduh kok ga bangun la aku tadi ya”
“udah deh bang. Ntar pas di Medan aja kita makan” kata saya
“eh Yu, tadi pas kalian turun tas ku gimana?”
“tadi pas kami turun ada di dashboard depan kok.”
“ada hp ku itu Yu”
“aman bang, tadi juga ada hp penumpang yang di charger di depan. Hp abang lg di charger kan”
“ya Yu, tolong ambilkan Yu”
“ok, ayu ambil ke depan dulu” kata saya
Mungkin penumpang lain pada heran melihat saya. Kenapa dari malam saya suka banget mondar mandir di bis. Hahahaha mereka kan gak tahu saya siapa. Jelas kru di bis ini sudah seperti keluarga saya. Jadi bebas mau ngapain saja di bis ini. Kadang kalau pas libur saya juga ikut ke brandan atau ke tanjung beringin. Dan biasa saya dan teman-teman yang ikut trip pendek ini selalu membantu penumpang yang akan pindah bis jika sampai loket Medan.
Dari area kami pun pindah ke bangku tengah, mencari lapak dekat jendela. Seperti biasa kami duduk berdua sambil cerita lagi. Kalau saya dan bang Putra berdua pasti ada saja bahan cerita kami. Apa itu tentang bis atau masalah pribadi yang ingin dipecahkan.



 
Jalanan sudah mulai macet. Dan cuaca sudah mulai panas. Sepertinya siang akan sampai Medan. Bang Sitohang sudah bangun, pasti bakal ramai kita buat di kabin bis ini. Dan benar, bang Sitohang memulai cerita dan menjahili salah satu penumpang bis. Hahahaha, kalau gak begitu gak MTG sebutannya kami buat di Medan Bisser. Sampai Simpang Kayu Besar habis kami jahilin penumpang itu. Hahahaha. Itu masih gak seberapa, kalau udah rame anak Medan Bisser di suatu tempat pasti sangat heboh dan rame la. Jam setengah 12 kami sampai di Loket Medan dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaa.. eh emang undang-undang. Hahahaha.
“om, Ayu ikut sampai gudang ya.”
“ya” kata bang Sitohang
“turun di gudang Ayu ya bang”
“gak ke Warjan dulu kau”
“gak la bang. Udah lengket ini badan. Mandi dulu. Nanti kalau sempat ke warjan la”
“okelah” kata bang Putra
Dan finish in Loket M-H tepat jam 11.30 Wib. Dan sedikit macet tentunya. Saya turun sebentar dan kemudian permisi kepada bang Putra dan Koh Asrul untuk pamit pulang duluan. Kali ini benar-benar trip galau. Touring pp yang benar-benar gila. Trims bang Putra dan bang Asrul atas waktu touring bersama. Semoga ada touring selanjutnya. Trims kepada bang Aritonang dan bang Harahap, serta kru MD. See you next trip

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS