Dan telepon bang Putra dengan si kakak
berakhir. Dan seperti biasa saya kami selalu foto berdua untuk dokumentasi
pastinya. Hahahahaha.
Kemudian saya buka sosmed dan buat
status hanya di Line. Dan setelah itu bang Putra mengajak turun sebentar karena
bis belum berangkat. Kami turun dan tidak berapa lama Reza pun muncul
“lha, kok tau kami di sini?” kata saya
“dari status kakak”
“status di mana?”
“di Line”
“oooo”
“mau ke mana orang kakak?”
“ke Ranto”
“naik Bracha ya”
“hehehehe” kata saya
Lalu Reza mulai aktifitas huntingnya,
saya dan bang Putra juga begitu. Mumpung bis belum berangkat kita hunting dulu.
Dan sambil hunting dan cerita lagi,
panggilan untuk berangkat mulai terdengar. Dan kami bersiap menaiki bis lagi.
“Za, jangan kasih tau siapa-siapa kami
touring ya”
“ya kak”
“payah nanti Za”
“ya kak, aman itu” kata Reza
Lalu kami menaiki bis, tapi belum
berangkat juga.
“lama kali. Udah setengah 7” kata bang
Putra
“mungkin nunggu dari Brandan lagi”
“tapi lambat kali ini”
“tapi ya bang, kalau udah jam segini
mana ada lagi yang di tunggu” kata saya
Tidak lama bis pun berangkat.
“kami touring dulu ya” kata bang Putra
“besok sampai Medan lagi” kata saya
Lalu saya memberitahu bang Sitohang
kalau kami sudah bernagkat
“bang, kami udah berangkat”
“ok, naik Bracha ya”
“ya bang. Hahahahaha”
“oke, nanti kabarin aja”
“seep bang” kata saya
“depan yok Yu” ajak bang Putra
“nanti di depan ada orangya bang” kata
saya
“gak ada itu ayoklah” kata bang Putra
Dan kemudian kami duduk di seat 2-3,
karena di seat itu kosong. Hanya terisi 1 orang 1 bangku. Tidak berapa lama
kemudian datang kru nya memberitahu kalau ada penumpang yang akan naik dan
menduduki bangku tersebut. Lalu saya dan bang Putra pindah ke bangku semula.
“yach, kembali ke asal kita” kata saya
“ya, nanti kalau gak ada di situ pindah
lagi kita” kata bang Putra
“nanti kena marah bang”
“ah, ngapain pula, kita kan ada tiket.
Kecuali kita sarkawi”
“ya juga ya”
Kemudian kami cerita dengan bang Putra.
Edisi cerita dimulai. Hahahahaha. Tapi tidak berapa lama bang Putra mengajak
untuk pindah ke depan lagi.
“situ yok Yu” kata bang Putra
“yakin bang?”
“nanti ada orangnya”
“gak, nanti kalau ada orangnya pindah
lagi kita”
Lalu kami duduk di seat 5-6 yang kosong
bangkunya. Dan selanjutnya kami lanjut bercerita lagi. Dari mulai tentang
kuliah sampai masalah touring.
“Jupe touring ya” kata koh Asrul via
chat WA
“bang, engkong ini”
“apa katanya?”
“dia bilang abang toruing ya”
“balas la”
“ya bang. Kok tau abang” kata saya
“lihat instagramnya”
“ooo”
“jam berapa ayu pulang tadi?”
“jam 6 bang” kata saya sambil tertawa.
Padahal saya juga touring dengan bang Putra
“oo, okelah” kata bang Asrul
Lalu tidak berapa lama, bang Putra
mendapat pesan via BBM dari bang Toink
“poster” kata bang Toink
“lagi di jalan. Kenapa?”
“gak ke warjan”
“gak, touring aku”
“ke mana?”
“Pku” kata bang Putra, dan selanjutnya
saya tidak tahu apalagi yang di bahas bang Putra dan bang Toink di BBM.
Sepanjang jalan kami bercerita dengan bang Putra. Panjang cerita sampai masalah
S2 di Unsri. Karena saya memang berniat untuk melanjutkan studi Magister jika
ada rezeki.
Sampai tebing ada sewa yang naik. Dan
dia heran melihat nomor bangkunya. Saya pun bertanya nomor berapa.
“bangku nomor berapa buk?” kata saya
“9-10” katanya
“di sini la” kata saya, tapi di bangku
tersebut sudah ada yang menempati.
“sini.. sini” kata agen loket tersebut
“15-16” kata saya ke bang Putra
“salah bang, ini 9-10”
“gak ini”
“udah tau no 9-10 ini. Tapi ke 15-16”
“agen paok ya gitu” kata bang Putra
“hahahaha, ya sudahlah, biarkan saja.
Udah salah set semua. Ibuk dibelakang ini mungkin bangkunya” kata saya
“ya. Tapi sudahlah” kata bang Putra
Lalu kami sambung cerita tentang masalah
perwakilan bus yang ada di Palembang. Panjang juga cerita kami sampai tidak
terasa sampai di rumah makan. Tapi bukan di Mega Sari seperti biasa. Kami
berhenti di R.M. Bina Ria. Bus Medan Jaya juga berhenti disini. Lalu saya
melihat bus Medan Jaya Nopin 20 dan saya mengenal krunya. Niat mau makan malah
gak jadi. Jadi kami hanya foto dulu.
Lalu kami menuju pintu masuk rumah
makan, tapi gak masuk untuk makan. Malah melihat bus Medan Jaya. Dan saya
bertemu dengan kru MJ 20
“bang, mana abang yang satu lagi?”
“yang mana?”
“si India”
“ooo, gak masuk dia, cuti”
“ooo, penuh ya bang”
“ya” kata kru tersebut. Dan kemudian kru
tersebut masuk ke dalam
“cak tanya kan berapa salak itu Yu” kata
bang Putra, karena kebetulan ada yang jual salak pondok di situ
“bang, berapa salaknya” kata saya
“10 aja kak” kata abang penjual salak
“10 bang” kata saya ke bang Putra
“beli la”
“uangnya?” kata saya
“ini” kata bang Putra
“satu bang” kata saya
Dan kemudian kami berdiri sambil makan
salak ini tentunya. Ya mau bagaimana lagi. Ini saja dulu untuk mengganjal perut
sementara. 30 menit kemudian panggilan untuk masuk lagi le bus. Jadi kami
kemudian masuk kembali ke bus.
“duduk di depan yok Yu” ajak bang Putra
lagi
“nanti ada yang naik lagi bang”
“udah gak ada lagi itu”
“ayoklah” kata saya
Lalu kami duduk lagi di depan, dan saya
kemudian bilang ke bang Putra
“kembali lagi duduk di tempat yang sama
ya bang” kata saya
“hahahaha, ya duduk di sini lagi aku”
kata bang Putra, karena yang lalu waktu pulang dari Pekanbaru bang Putra duduk
di seat no 3. Dan kini bang Putra duduk lagi di seat itu. Lalu kami lanjut cerita
lagi sambil makan dan melihat bus yang kami tumpangi di lewati oleh bus lain
seperti Barumun nopin 595
“ah di lewatin kita bang”
“iya, sama cooler lagi”
“ya bang, sebentar itu, nanti dilewatin
lagi” kata saya
Dan benar saja, tidak berapa lama
Barumun di lewatin oleh Rapi ini.
“ya lewat dia”
“kalah power” kata bang Putra
“ya bang. Itu Cooler, ini Scania. Beda
jauh la bang”
bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar