Kemudian bang Tino masuk ke gudang. Lama
juga bang Tino di dalam. Sampai ada dua bus Intra yang keluar gudang untuk
berangkat ke loket. Tidak berapa lama muncul bus Sentosa Wisata dengan
teloletnya. Dan kami pun keluar mengambil video dan foto.
Dan kemudian saya mengambil videonya.
Wah seru juga. Saya mengisyaratkan dengan tangan agar bang Tino memulai lagi
teloletnya
“wuih gak salah ini kan” kata saya
“ku fikir dia main-main lo” kata bang
Putra
“Ayu fikir juga gitu bang”
Dan kemudian Senwis berhenti di depan
kami.
“naik la. Simpang empat lawan arah aja
nanti” kata kru tadi
“wuih naik Senwis. Special ini” kata
saya
“naik la” kata kru nya
Saya tetap membuat video tersebut. Bang
Putra, bang Toink dan bang Asrul di depan. Sedangkan saya dan Marjo di dalam
kabin. Sambil mengambil video sambil smringah gak percaya bakal di service
seperti ini oleh kru Intra.
“proposal mana mbak”
“sama engkong. Cak coba tanya”
Kemudian Marjo mengetuk kaca sekat.
“proposal mana koh?” katanya
“ini” kata engkong
“oke”
“kita mau ke mana ini mbak?”
“katanya ke cafe bang Nandus”
“dimana cafenya mbak?”
“mbak juga gak tau Jok. Perdana ini
juga” kata saya
Dan tidak berapa lama kami sampai di
sebuah Cafe. Awalnya saya berfikiran aneh tentang cafe yang disebut. Tapi saya
salah duga. Ternyata cafenya itu..... ah nanti saya beritahu. Kami kemudian
turun.
“lama kali kelen?” kata kru yang tadi
“mutar tadi. Orang ini kan mau
lihat-lihat juga” kata bang Tino
“ya udah, masuk yok” ajak kru tadi
“awalnya aku fikir cafe tadi yang gak
gini” kata bang Putra
“Ayu tau yang abang fikirkan. Hehehhe..
dan kita sama”
“ya Yu”
“:tapi nyatanya beda kan” kata saya
Begitu masuk ke dalam saya sedikit
takjub melihatnya
“kita di bawah aja la ya. Di sini gak
boleh merokok. Kalau di bawah boleh” kata kru tadi
“ya, di bawah aja. Lebih enak di bawah”
kata bang Tino
Dan ketika masuk ke bawah saya lebih
takjub lagi. Lebih unik lagi ternyata. Begitu masuk ada kereta BSA khas BMW.
Onde, dan yang uniknya lagi barang yang harusnya dibuang tapi di sini diolah
lagi, alias di daur ulang.
“aku panggil dulu si bos ya, di lantai
4” kata bang Tino
“ya”
“kalau di sini enak. Mau foto-foto bagus
la” kata kru berkaos merah
"“ya bang. Unik ya” kata saya
“duduk la duduk” katanya lagi
Tidak berapa lama kemudian waiters pun
datang dan menanyakan apa yang mau di pesan. Dan buku menu saja unik banget.
Talenan
“lemon teak panas satu” kata kru berkaos
merah
“aku lemon teak dingin satu” kata kru
berkaos berkerah
Lemon teak itu sebenarnya adalah lemon
tea hanya berbicaranya di versikan secara orang batak berbicara.
“lemon tea panas satu, lemon tea dingin
satu” kata waiters
“ya itu la dulu”
“yang lain?” kata waiters
“nanti aja” kata bang Asrul
“orang ini nanti. Biarkan aja di situ
menunya” kata bang Tino
Tidak berapa lama bang Fernandus pun
turun
“ya Srul apa kabar?” kata bang Fernandus
sambil menyalami kami
“sehat bang. Tidur abang katanya?”
“ya ngantuk kali soalnya. Apa cerita ini
Srul?”
Kemudian waiters datang lagi ke meja
kami karena dipanggil sang pemilik ada di meja kami
“Tea Jasmine dingin” kata bang Fernandus
“2 la” kata yang satunya
“oke Tea Jasmine 2” kata waiters
tersebut
“ini bang, hanya jalan-jalan sekalian
mau kasih proposal sama abang”
“proposal apa?”
“ngomong Yu” kata bang Putra
“yach kok Ayu. Koh Asrul ada di sebelah
itu” sebenarnya saya malu dan segan kalau berbicara didepan orang yang baru
saya jumpai
“bicara aja” kata bang Tino dan para kru
yang ikut di situ
“kalau si Asrul udah capek aku” kata
bang Fernandus
“wkwkwkwk.. udah capek ya” kata saya
sambil tertawa
“bilang Yu” kata bang Toink
“bilang mbak” kata Marjo
“kalau gak makan dulu la. Belum makan
kan kalian?” kata bang Fernandus
“belum bang” kata bang Asrul
“dah, pesan la dulu” kata bang Fernandus
Kami pun melihat menu. Kemudian kata kru
berkaos merah
“kalau disini yang terkenal Nasi Goreng
Eldivo” katanya
“Nasi Goreng Eldivo?”
“ya, sesuai nama di sini” katanya lagi
“pesan Sop Ayam Kampung. Enak itu” kata
bang Fernandus
“enak itu” kata bang Toink
“enak. Recomended la. Karena kokinya
orang Medan juga”
“mau pesan apa?” kata waitersnya
“Nasi Goreng Eldivo itu gimana?” kata
saya
“Nasi Goreng Eldivo itu nasi goreng di
dalamnya ada udang, cumi, bakso yang dibalut telur”
“oo berarti seperti nasi goreng pattaya
ya” kata saya
“ya seperti itu bentuknya”
“bingung saya.. hahahahaha” kata saya
“ayo pesan-pesan” kata kru yang di depan
saya
“Nasi Goreng Eldivo 1” kata bang Putra
“2” kata saya
“ikut-ikut aja kau”
“bah biar la, aku penasaran” kata saya
“Nasi Goreng Eldivo 2. Terus?”
“Nasi Goreng Ijo Special la” kata Marjo
Kemudian sang waiters menulis lagi
“Sop Ayam Kampung 1. Coba itu Srul” kata
bang Fernandus
“2 la” kata bang Toink
“Sop ayam kampungnya pakai nasi?” tanya
waiters tersebut
“pakai” kata bang Toink
“oke, Nasi Goreng Eldivo 2, Nasi Goreng
Ijo Special 1, Sop Ayam Kampung 2 pakai nasi. Minumnya?”
“nanti aja kak. Air putih aja dulu” kata
bang Putra
“oke” kata waiters tersebut
Dan kemudian kami berbincang lagi.
“cukup kalian 2 bus?” kata bang
Fernandus
“target kami kan 80 orang bang” jadi dihitung
2 bus dulu” kata bang Asrul
“ini ada ke CK. Siapa yang masukkan
kalian ke sana?” kata bang Fernandus. Bang Fernandus tahu kalau sistem di
karoseri Cipta Karya itu berat
“kemarin pas rapat. Katanya orang
Barumun mau coba membantu bang” kata saya
“oo Barumun. Ya la. Tanggal berapa
acara?”
“10-11 Desember ini bang” kata bang
Asrul
“bulan depan pula itu ya”
“karena kan di acara ada mau kunjungan
ke Gudang. Pas hari minggu itu. Kan senin libur”
“kalau aku, gak masalah. Cak bentar ku
lihat jadwal” kata bang Fernandus sambil melihat handphone nya
“kan kalau tanggal segitu udah pas.
Senin tanggal merah. Jadi kawan-kawan yang diluar kota mana tau mau libur bisa
ngambil disitu” jelas bang Asrul lagi
“wah, ada libur ya. Nanti ku lihat ya.
Kadang anak-anak ngajak liburan” kata bang Fernandus
Dan kemudian asyik ngobrol bang Tino
bilang
“mana kamera mu, biar ku foto kelen”
kata bang Tino
“ini bang” kata saya
Dan kemudian bang tino memfoto kami
semua.
Tidak berapa lama pesanan bang Fernandus
pun datang. Kami berbincang lagi. Bertanya masalah tentang dunia bis dan cerita
bang Fernandus. Tidak berapa lama pesanan kami juga datang. Dan ini dia Nasi
Goreng Eldivo.
“makan dulu” kata bang Fernandus
“ya bang” kata kami
“ayok makan bang” kata bang Putra
“ya” kata mereka semua
Dan kami makan dengan lahap. Efek
kelaparan ya begini. Hahahahaha. Dan selsai makan kami kembali berbincang
dengan bang Fernandus
“ngomong Yu. Dah siap makan kan?” kata
bang Putra
“abang la yang ngomong”
“kau la. Awas kau Jo. Biar di sini dia”
kata bang Putra
“ah, malas aku. Abang la, bang Asrul
kalau gak”
“abang ini dah bosan kalau sama engkong.
Makanya kau la” kata bang Putra
“begh. Awas Jok” kata saya, kemudian
saya pindah duduk di sebelah bang Putra
“jadi gimana bang?” kata saya kepada
bang Fernandus
Bang Fernandus bukan menjawab. Malah
tersenyum
“ya, itu kan. Abang ini senyum-senyum
aja” kata saya yang kemudian yang lain tertawa
0 komentar:
Posting Komentar