Kali ini saya akan menceritakan kembali
perjalanan saya. Kalau yang lalu saya ke Pekanbaru, sekarang saya touring
pendek dulu. Saya dan beberapa rekan Medan Bisser pergi ke Siantar. Perjalanan
kali ini akan lebih seru lagi. Dan ini cerita saya.
Sebenarnya tidak ada rencana untuk
touring kali ini, karena kondisi rezeki juga belum mencukupi. Tapi memang dasar
pengen touring jadinya saya ikut. Sebenarnya ke Siantar ini sekaligus mengantar
proposal bantuan dana untuk ke salah satu Po di Siantar, yaitu Intra. Awal mula
kami berdiskusi melalui WA
“jum’at ke Siantar ngantar proposal ke
Intra. Siapa yang bisa ikut?” tanya bang Asrul
“ane ikut” jawab saya melalui chat
tersebut
“jam berapa berangkatnya? Sambung bang
Putra
“pagi la, jam-jam 8” kata bang Asrul
“pagi kali, gak bisa la aku. Jam 10 la”
kata bang Putra
“lihat sikon la nanti gimana” kata bang
Asrul lagi
Dan obrolan di WA berhenti. Siang hari
saya pun ke Warjan, tempat tongkrongan anak Medan Bisser. Dan disitu ada Rian,
Rezki. Karena kebetulan saya dijemput Rezki. Dan mulai la saya di jahilin,
diejek. Semua orang di sini mengosipkan saya pacaran dengan bang Putra. Padahal
saya sudah pernah bilang kalau saya dan bang Putra hanya sahabat. Hanya
sebagian orang yang paham bagaimana saya dan bang Putra. Oke menjelang sore,
Rezki pun pamit mau kuliah dulu.
“kuliah dulu aku yo” kata Rezki
“yok..”
Dan kemudian teman-teman yang lain
datang. Ada bang Putra, bang Cup, dava. Sambil cerita sambil hunting. Tapi
tentunya sambil mulut Rian tetap heboh. Sebenarnya saya tidak suka kalau jadi
begini. Boleh saja bercanda, tapi ada batasnya. Kali ini benar-benar
keterlaluan bercanda Rian. Saya jadi bad mood. Tidak berapa lama bang Asrul pun
datang. Dan menjelang maghrib saya tanya kembali bagaimana besok.
“jadi besok siapa aja yang pergi?” kata
saya
“belum tau siapa aja”
“abang jadi ikut?” tanya saya ke bang
Putra
“kalau jam 8 aku gak bisa. Aku mau ke
kantor camat”
“ngapain kau” kata bang Asrul
“ngurus IMB”
“untuk?”
“rumah di menteng. Itu kan lagi di
bangun ulang, jadi kan harus wajib IMB. Kemarin udah ku bilang juga sama mama.
Tapi katanya gak apa-apa. Nah tadi datang orang kecamatan. Tanya masalah itu.
Udah malas tadi aku sebenarnya”
“ooo.ya la” kata bang Asrul
“jadi besok??” kata saya
“kalau pagi aku gak bisa. Tapi kalau jam
10 bisa la aku”
“siapa aja rencana?”
“ya masih kita la, aku, jupe, ayu sama
pa toi” kata bang Asrul
“jadi kau besok ikut”
“belum tau bang. Lihat besok juga lah”
kata saya
Saya sudah mulai bad mood karena ulah
Rian tadi. Jadinya dari tadi hanya main hp dan lebih banyak diam.
“di mana ki?” kata saya sms Rezki
“masih di kampus mbak. Kenapa?”
“gak apa-apa”
Jam 7 malam Rezki kembali ke Warjan. Dan
kemudian bertanya.
“kelen apain mbak Ayu? Sampai gak enak
gitu mukanya”
“hah? Gak ada lo ki” kata saya
“ah, jangan bohong mbak”
“gak ada lo ki. Mbak udah ngantuk”
“udah la ayok pulang. Suntuk kali muka
itu ku tengok”
“bentar lagi aja” kata saya
Tapi memang lama-lama makin tidak enak
suasana. Karena Rian tadi. Jadi saya pun mengajak Rezki pulang.
“pulang yok Ki” kata saya
“ayoklah” kata Rezki
“duluan kami ya” kata saya
“yok.. hati-hati kelen” kata bang Putra
Kemudian saya dan Rezki pulang. Dijalan
Rezki menanyakan saya kenapa.
“mbak kenapa? Kok suntuk kali kayaknya”
“gak apa-apa Ki”
“mbak jangan bohong. Macam baru kenal
kita ya”
“hahahahaha.. ya la mbak cerita”
Kemudian saya menceritakan tentang
kejadian tadi. Bagaimana saya kesalnya dengan Rian.
“bukan apa Ki. Mbak sama Jupe kan
bekawan”
“ya mbak tau aku”
“kalau gini mbak gak enak sama pacarnya
Jupe nanti”
“ya la”
“Ki kan tau mbak gimana. Mbak dekat sama
Jupe, dekat sama Rezki. Kalian itu bukan orang lain bagi mbak. Mbak nyaman
ngomong sama Jupe. Lagian kami udah tau sama tau. Kayak Rezki sama mbak la”
“ya mbak. Mereka gak tau mbak gimana”
“yang tau mbak sama Jupe itu gimana kan
Cuma dirimu, koh Asrul, pa Toi, bang Cup. Itunya yang tau gimana”
“ya mbak. Orang itu gak tau gimana mbak.
Tau la mbak”
“di Medan Bisser ini, cowok yang hobby
begosip, cewek gak”
“namanya mbak sendiri cewek. Mana ada
gosip menggosip”
“hahahaha.. pas..”
Kemudian kami lanjut cerita lagi. Dan
akhirnya sampai juga di rumah
“makasih ya Ki”
“ya mbak. Pulang dulu yo”
“oke”
Dan karena masih gondoknya saya, keluar
juga ego saya. Buat PM di bbm dengan rada emosi sedikit sampai bang Putra
langsung WA saya
“kenapa kau?”
“gak apa-apa bang”
“yakin??”
“ya bang”
“kalau masalah ke Siantar aku gak bisa
janji Yu”
“lha kok ke masalah itu. Kalau ke
Siantar kan siapa yang bisa bang”
“jadi??”
“sebenarnya ayu sedikit kesal bang. Ayu
kesal sama Rian, bercanda dia hari ini keterlaluan. Udah kelewatan. Ayu udah
berapa kali bilang kalau Ayu sama abang sahabatan. Tapi tetap aja dia ngejek.
Ayu bukan apa bang, gak enak aja jadinya kalau kayak gini, apalagi sama kakak
bang. Ntar dikira Ayu macam-macam padahal gak”
“udahlah mereka kan gak tahu Yu”
“mereka gak tahu gimana dekatnya kita
bang. Mereka gak tahu bagaimana kita. Tau mereka hanya luarnya saja”
“ya kau jelaskan la gimana sama mereka”
“udah bang, Ayu udah jelaskan. Yang
ngerti gimana kita sebenarnya paling Cuma Rezki, koh Asrul, pa Toi, bang Cup.
Yang lain mah enggak”
“ya, pandai kau la gimana itu. Udah
tidur la kau. Besok mau ke Siantar kan”
“gak tahu juga bang jadi atau gak”
“bah cemananya”
“hahahahahaha”
“tawa kau. Besok telpon aku ya kalau ada
apa-apa”
“oke bang”
Dan berakhir obrolan di chat. Masalah ke
Siantar atau nggak aku masih bingung. Tapi besoknya....
“jam berapa berangkat ke Siantar koh?”
pesan saya ke bang Asrul melalui WA
Lama juga menunggu tidak ada balasan.
Saya telepon tidak diangkat. Akhirnya saya pergi kerja dan setelah sampai baru
saya telepon bang Asrul lagi dan kali ini ada pembicaraan.
“halo bang” kata saya
“halo”
“jadi berangkatnya bang?”
“jadi”
“jam berapa bang?”
“jam-jam 10 la”
“oke. Siapa aja rencana ikut?”
“Ayu la, abang, pa Toi”
“jupe gimana. Coba abang hubungi?”
“Ayu aja yang hubungi dia, lagi gak ada
pulsa”
“oo oke, Ayu telepon Jupe dulu ya”
“oke”
Dan saya pun menghubungi bang Putra
“halo bang, di mana?”
“halo, di rumah kenapa” kata bang Putra.
Sepertinya baru bangun.. hahahahaha, oopps saya lupa kalau ini masih jamnya
bang Putra tidur
“abang ikut gak ke Siantar?”
“gak tau, gak kayaknya. Jam berapa
berangkat?”
“jam 10 katanya bang. Proposal sama
abang kan?”
“ya, siapa aja yang berangkat?”
“Ayu, bang Asrul sama pa Toi”
“naik apa kalian?”
“gak tau bang. Intra mungkin”
“oo ya udah, nanti kuantar ke loket
proposalnya ya. Nanti kalau mau berangkat telepon aku”
“ok, ya udah, lanjut tidur la abang”
Kemudian saya kembali menghubungi bang Asrul
untuk berjumpa di mana.
“nanti ketemu dimana kita bang?”
“loket Intra aja”
“oo. Jam berapa orang abang ke sana?”
“nanti kami dari loket pancing aja”
“oo, belikan tiket ayu juga la bang”
“ya udah, ntar sekalian aja abang beli”
0 komentar:
Posting Komentar