Kemudian saya
makan bersama dengan kru yang lain, walaupun sebenarnya ada rasa segan sih,
karena kan penumpang lain pada lihatin, takutnya saya dikira macam-macam
padahal gak.
“eh, jangan lupa
penumpang ada turun nanti, sama ada paket ya di tempat biasa” kata bang Makmur
bilang ke Supir 2 nya
“iya” kata supir
2
“eh, Ayu jangan
dilupakan ya, di Kopin” kata saya
“ya ini jangan
lupa, campakkan di Kota Pinang” kata bang Makmur
“bah,
dicampakkan ya, abang yang kejam” kata saya sambil tertawa
Dan setelah
makan kami pun keluar dan menuju kembali ke bis. Aku ke belakang ya Yu.” Kata
bang Makmur
“yach ditinggal
sendiri dong”
“ayok ku kawanin
kalau ga”
“ahahaha, Ayu
depan aja ya bang. Bosan di bangku mulu”
“oo, ya udah,
duduk di depan la sama orang itu”
Dan kemudian
saya duduk di depan.
“pakai alas itu”
kata supir 2 tersebut
“gak apa-apa
bang”
“di Kota Pinang
tempat siapa kau?”
“gak ada bang,
cuma jalan-jalan aja. Touring pendek” kata saya
“jadi turun
dimana?”
“di SPBU sebelum
masuk Kota Pinang bang, yang sebelah kanan. Biasa Satu Nusa juga disitu ngisi”
“ooo, jadi habis
itu kemana kau?”
“ada kawan
nunggu di sana bang sebentar, habis itu pulang lagi”
“bah, gak capek
itu? Naik apa pulang?”
“gak bang,
namanya udah hoby naik bis. Naik Makmur bang”
“udah dihubungi
krunya?”
“udah bang,
karena kan kawan juga disitu”
“oooo. Boru apa
kau?”
“lubis bang”
“bah, yang
serumpun kita, pandai bahasa mandailing kau?”
“gak bang”
“bah, cemananya
lubis gak bisa bahasa daerah”
“hihihi,
bilangnya gak bisa, tapi kalau orang ngomong ngerti la dikit-dikit”
“kalau kampung
mu dimana?”
“kalau opung
katanya daerah mandailing sana tapi gak tau dimana. Karena gak pernah ke sana”
“oo, berarti
udah asli medan la ya,ke belakang aja kalau capek, masih jauh Kota Pinang
“gak apa-apa
bang, bosan di belakang dari tadi, kalau disini kan masih enak ada yang
dilihat, bis-bis yang lewat” kata saya
Ternyata benar
juga kata bang Makmur, joss juga supir 2 nya ini. Benar-benar rezeki dapat bis
enak. Hihihi. Selama perjalanan ada bebarapa bis di depan, ada PMS mungkin
tujuan Pranap kali dari Siantar joss juga tapi berhasi dilewati. Dan kemudian
didepan ada lagi PMH dan joss juga tapi susah dilewati karena kencang juga,
sambil melihat aksi bis malam saya juga menchat bang Putra dan bang Sitohang.
“Poster” kata
saya menchat bang Putra, tapi tidak ada balasan
“Poster” kata
saya chat MTG
“Balam area”
“oke”
“om dimana?”
kata MTG
“masih lewat
simpang kawat ini”
“ooo, masih lama
itu”
“ahahahaha, oke
MTG nanti awak kabarin lagi”
“oke”
Yang tadinya
ngantuk karena lelah jadi gak jadi karena dengar musik dari bis dan lihat
aksi-aksi bis lintas yang enak. Jam 11 malam melewati kota Ranto dan saya
menchat Mail untuk memberitahu kalau tidak bisa singgah.
“maaf Mail,
numpang lewat ya. Gak bisa singgah” kata saya
“iya gak
apa-apa. Awak udah lihat tadi bisnya, awak duduk di warung depan SPBU jalan
baru”
“oo, iya Mail,
hihihihihi. Maaf ya Mail”
“oke, hati-hati”
“oke”
Dan sambil
dijalan saya juga menchat bang Putra dan bang Sitohang.
“poster Yu?”
kata bang Putra
“masih Aek
Nabara”
“abang dimana?”
“masuk Bagan”
“oke” kata saya
“nanti kalau MTG
berhenti disitu beli sate ya”
“iya kalau
berhenti”
“berhenti biasanya”
“okelah” kata
saya
“oke”
Dan akhirnya
saya hampir sampai juga di Kota Pinang.
“poster Wahdi”
kata saya
“udah di SPBU.
Kakak di mana?”
“ok, udah dekat”
kata saya
“SPBU ini kan?”
kata supir tersebut
“ya bang”
Kemudian bis
berhenti
“makasih ya
bang” kata saya
“yok, hati-hati”
katanya
Dan kemudian bis
berlalu dan saya pun menyebrang. Saya mencoba menelpon Wahdi dan gak jadi
karena udah ketemu.
“apa kabar kak?”
kata Wahdi
“sehat. Gimana
kabar?” kata saya
“sehat juga kak.
Makan sate kakak”
“iya boleh, penasaran
juga”
“udah finish di
Kopin” kata saya melalui chat ke bang Putra
“Bagan batu
masih. Kau dimana?”
“SPBU bang”
“ooo, okelah
tunggu aja di situ. Sama siapa kau?”
“sama Si Wahdi
bang”
“oo okelah”
“ok bang”
Dan kemudian
saya makan sate bersama Wahdi, sambil bercerita tentang pekerjaan, ya masalah
tentang komunitas juga dan masalah yang ada di sosial media tentang rekan-rekan
bismania. Sambil makan sate ada beberapa bis yang lagi Mami(Makan Minum) alias
isi bensin di sini. Jadi sambil menyelam minum air la. Hehehehe.
Sbenarnya ada
lagi bis yang isi bensin. Tapi tidak difoto karena lagi malas hunting. Lama
juga menunggu si MD.
“poster” tanya
saya melalui chat WA ke MTG
“Cikampak. Om
dimana?” kata MTG
“di SPBU di Kota
Pinang yang kalau dari Medan sebelah kanan”
“ooo, iya.
Tunggu aja di situ”
Lama juga
menunggu si MD, jam 2 baru mendarat di SPBU, saya fikir dia akan masuk juga
untuk isi bensin, ternyata tidak. Hmmmm
“Pommm.. pommmm”
suara klakson khas MD
“ligat Yuk” kata
MTG berteriak
“sabar lo MTG.
Wahdi makasih ya” kata saya
“ya kak,
hati-hati” kata Wahdi
“ayok om” kata
MTG ke Wahdi
“iya om”
“duluan ya” kata
bang Putra
“ya bang” kata
Wahdi juga
Dan kemudian si
MD pun berjalan. Saya duduk di area depan tentunya. Dan supir ganti yang bawa.
Kencang juga sich.
“ini boru Lubis
itu” kata supir ganti tersebut
“ya inilah dia”
kata MTG
“ooo, Lubis
rupanya, yang berito la kita ya” kata supir tersebut
“ini Tobing, ini
Lubis, samanya semua” kata MTG
“awas tangan mu”
kata bang Putra
“ya bang” kata
saya
“kenapa?” kata
MTG
“kan tangannya
belum sembuh itu bang” kata bang Putra
“ooo” kata MTG
“kau tidur gak
gatal Pe” kata MTG kemudian
“gak, tapi aku
was-was juga” kata bang Putra
“masih ada
rupanya Kapinding itu?”
“masih la. Susah
itu hilangnya Yu” kata bang Putra
“aku tadi mau
tidur nyari itu dulu la, mana tau ada. Habis badan ku nanti” kata MTG
“aku kasihan
yang dibangku 9-10 itu, itu sarangya kayaknya” kata bang Putra
“kenapa gitu
bang?” kata saya
“udah tua yang
duduk itu Yu. Lagi sakit juga kayaknya. Kalau dibuat itu lagi sama binatang itu
apa gak kasihan kali” kata bang Putra
“kau tidur tadi
gimana?” kata MTG
“aku nyari
tempat aman la. Lihat-lihat juga”
Sambil cerita
akhirnya sampai di SPBU tempat biasa MD isi bensin. Dan kami turun sebentar
untuk hunting sebentar.
Entah mengapa si
MD ini selalu menjadi yang terbaik la kalau dalam touring. Dari sebelum bang
Sitohang di sini masih di Halmahera tetap terbaik. Mungkin karena kru disini
sudah menjadi bagian dari keluarga juga. Kalau naik bersama mereka saya dan
rekan lain tidak akan pernah di kasih membayar, karena pernah di bilang mereka
“kalau kau bayar naik ini, cari aja bus lain”. Jadi gak akan pernah berani
tanya ongkos ke sini atau ke sana dengan mereka jika kita sendiri yang
berangkat, kalau itu siap-siap kena maki la. Setelah isi bensin kami lanjut
sebentar bercerita.
“jadi intinya,
bagaimana la caranya untuk menghilangkan itu?” kata saya
“dibakar
bangkunya” kata bang Putra
“bah, sayang la”
kata MTG
“gimana lagi,
ganti jok kulit la kelen. Lihat aja mobil bang Mora, si Hancur punya. Jok kulit
itu. Dijamin gak ada kapinding itu lagi” kata bang Putra
“jadi yang
skyliner itu gimana” kata MTG
“bentar lagi
kena juga itu, tanya la Ayu udah pernah dia naik new skyliner itu. Gimana
bangkunya”
“bangkunya beludru
gitu bang, kurang nyaman” kata saya
“nyesal pula aku
pilih bangku itu waktu itu” kata MTG
“kalau abang
bawa sisa itu apa gak kena keluargamu” kata bang Putra
“iya juga. Jadi
gak ada obatnya itu”
“gak ada. Kalau
ada cuma sebentar” kata bang Putra
“tengok-tengok
kalau ada dia” kata saya
“iya, kalau
dipicit bau kali” kata bang Putra
“bah dicium ya”
kata saya
“udah ngantuk
kau Yu, kalau ngantuk tidur la, capek kau. Tanganmu itu kan belum sembuh benar”
kata bang Putra
“sepertinya iya,
mau bobomania la ini” kata saya
“ayoklah. Duluan
kami ya” kata bang Putra
“iya” kata MTG
Dan kami masuk
ke dalam, lihat para penumpang masih tertidur pulas.
“disini aja Yu”
kata bang Putra
“iya bang” kata
saya
Lalu saya duduk
diarah dekat jendela dan bang Putra disebelah saya. Mata sudah ngantuk tapi
masih sempat kami berburu Kapinding. Hahahahahaha
“ngapain si
pace” kata saya
“lihat mana tau
ada. Gak nyaman Yu”
“iya sich”
Dan saya bersama
bang Putra kemudian berburu kapinding.
“itu dia bang”
kata saya
“mana”
“itu yang dekat
sarung ini”
“ooo iya ini
berarti sarangnya”
“ngapain kelen?”
kata MTG kemudian masuk karena sepertinya akan pergantian lagi
“biasa berburu
kami” kata saya
“berburu
kapinding” kata MTG
“iya. Mau kemana
abang?” kata saya
“gantian dulu
la”
“oke bang”
Dan kami pun
melanjutkan perburuan, tapi lama-lama capek juga
“tidur yok Yu”
“ayoklah, Ayu
dah dari tadi 5 watt, abang ajak lagi berburu”
“ahahahaha, agak
jauh dikit Yu. Nanti di candid dia kita”
“ya bang, pindah
abang sana, nanti kena kita sama MTG” kata saya
Dan kami pun
mulai lanjut tidur, pas udak Putra yang bawa. Kencang santai jadi tertidur
pulas. Sampai RM. Gunung Sari I pun kami malas turun.
“turun kita Yu”
kata bang Putra
“gak la bang,
ngantuk Ayu”
“ya udahlah sama
kita berarti, lanjutla kita tidur”
Dan kami lanjut
tertidur lagi. Sampai didaerah mana saya lupa, saya bangun dan melihat bang
Putra masih terlelap, saya melewati dia dan ke depan duduk bersama bang Ucok
Galung dan bang Lubis.
“yah” kata bang
Lubis
“eh bang” kata
saya
“diajak ke
Pranap gak mau” kata bang Ucok
“kerja lo bang”
kata saya
“kerja kan bisa
libur” kata bang Ucok
“bisa, habis itu
awak dipecat” kata saya
Lama juga
bercerita gak terasa sampai di tanjung, bang Putra bangun dan turun di bawah
fly over katanya
“kau turun
dimana?” kata bang Putra
“biasa, kfc
tikun. MD ke Binjai” kata saya
“kalau gitu aku
di fly over la ya” kata bang Putra
“iya bang”
Dan akhirnya
finish juga di Medan, sambil menunggu penumpang turun dan ada yang naik untuk
ke Binjai, ketemu dengan orang loket Makmur.
“bah, dia lagi”
“ahahahaha” kata
saya
“yang sewa batu”
“biarlah” kata
saya
Lalu setelah
penumpang turun kami pun jalan lagi
“buka aja la
telolet itu ya” kata bang Lubis
“lha kenapa
corongnya?” kata saya
“rusak tapi”
kata bang Lubis
“putus kabelnya”
kata bang Ucok
“ooo” kata saya
Kemudian
berhenti sebentar dan saya ikut lihat bang Lubis melepas corong telolet itu.
“bang, KFC tikun
ya” kata saya
“ooo, dimananya
rumah mu?” kata bang Ucok
“Johor bang”
kata saya
“oooo”
“jadi dari sini
naik apa kau?”
“ada adik yang
jemput bang”
“ooo”
“sini aja bang”
“mana adikmu?”
“itu bang, udah
nunggu” kata saya
“oke” dan bang
Ucok kemudian ambil lajur kiri
“makasih ya
bang” kata saya
“yok” kata bang
Ucok dan bang Lubis bersamaan
Dan MD pun
berjalan dan saya juga akan pulang. Inilah cerita kali ini. See you next story
ya.
0 komentar:
Posting Komentar