Kok bisa suka sama bus? Apa sih yang
didapat dengan suka sama bus? Itu adalah pertanyaan yang sering diucapkan oleh
teman-teman saya kepada saya. Kalau dibilang mengapa suka dengan bus, dari
waktu saya berumur 5 tahun saya sudah suka dengan bus. Saya merasa ada yang
unik dengan si kotak sabun berjalan ini. Walaupun rute yang saya jalani tidak
panjang alias rute pendek yaitu Medan-Siantar yang hanya berjarak 3 jam saja,
dengan itu saya merasa sudah senang, apalagi di setiap jalan saya selalu
mengamati bus yang melintas dan kress atau berpapasan.
Kembali ke pertanyaan tadi, kok bisa
saya suka sama bus. Jawabannya mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata, yang
jelas jika kalian mengamati dengan perlahan, kalian akan melihat perbedaannya
sendiri. Mungkin kebanyakan orang mengatakan bus adalah sebuah angkutan umun
yang berbadan besar yang dapat menampung banyak orang. Tapi bagi saya bus bukan
hanya sebagai angkutan umum tetapi sebagai sebuah benda yang bisa dinikmati dan
dirasa akan fasilitasnya.
Pertama kali saya tau kalau ada pecinta
bus itu dari sahabat saya. Kebetulan sahabat saya ini adalah adik kelas saya
ketika kuliah di diploma 3, karena waktu itu saya mengambil S1 di kampus yang
sama. Namanya Restu, kebetulan ketika itu saya berjumpa dengannya di Lab
Komputer di kampus saya. Dan kebetulan dia sedang membuka notebooknya dan
melihat gambar bus.
“Eh bro itu gambar bus kan ?” Tanya saya
pada Restu
“ya sist, ini gambar bus” kata Restu
Kebetulan karena kami sahabat jadi saya
panggil dia brother atau lebih singkatnya bro, dan dia panggil saya dengan
sebutan sister atau lebih singkatnya sist. Oke saya lanjut lagi Tanya tentang
bus.
“banyak
foto bus mu bro? macam-macam busnya, suka bus juga ya?”
“ya
sist, aku suka bus. Dan aku juga ikut komunitas pecinta bus”
“oh
ya” (agak-agak kaget la sedikit) ”emang ada komunitas pecinta bus bro?”
“ada
sist, kalau di Medan namanya Medan Bisser, kenapa ente suka bus juga ya?”
“suka
sih bro, tapi aku gak tau kalau ada pecinta bus juga, wah pengen dong bro
sekali-sekali ikut foto bus”
“oh
hunting maksudnya sist. Kebetulan sore ini aku mau hunting, kalau gak ayo
ikutlah sama ku”
“lihat
nanti ya bro, soalnya aku mau praktikum dulu”
“oke
sist, nanti kabarin aja ya”
Singkat cerita sore itu saya mengabari
Restu kalau saya mau ikut hunting, ketika itu dapat telepon dari adik kelas
juga.
“kakak mau ke mana sama Restu?”
“mau pergi sebentar ke daerah amplas,
mau foto bus, kakak penasaran sama bus by” (namanya Febri dan aku biasa panggil
dia Ibby)
“boleh ikut kak? Soalnya by bosan ini”
“oh ya udah, ayoklah”
“tapi by sama sri kak”
“oh ya udah, tapi bentar telpon si Restu
dulu”
“oke kak, by tunggu di depan”
“hallo bro, dimana ente? Jadi kan?”
“jadi sist, bentar aku lagi di kos, otw
la ini”
Tidak berapa lama Restu datang, dia juga
tampak sedang gelisah sambil menelpon seseorang.
“kenapa bro? kok rada gelisah?”
“lagi telpon kawan ku juga, katanya mau
ikut hunting juga”
“ooo, bro si ibby katanya mau ikut kita,
boleh kan?”
“oh ya udah, tapi sist kalau kita naik
angkot cemana? Aku kan gak ada kenderaan?”
“gak masalah bro samaku itu”
“tapi nanti kalau cukup kereta, kita
naik kereta aja” (kalau di Medan, kereta itu adalah sepeda motor)
Tidak berapa lama teman Restu pun
datang, dan saya juga dikenalkan dengan temannya.
“sist, kenalkan ini teman ku.
Pecinta bus juga”
“Habib”
“Ayu” kata saya, kemudian dikenalkan
dengan teman selanjutnya
“Reza”
“Ayu”
“Ayu
ini suka sama bus juga, dia pengen hunting bus. Mana tau kalau cocok kita bawa
masuk ke Medan Bisser” kata Restu dengan Habib dan Reza
“oh ya, baguslah. Biar bertambah dulu
perempuan di Medan Bisser” kata Habib
Tidak berapa lama Ibby dan Sri pun
datang, saya bertanya ama Ibby apakah dia membawa kereta.
“by, bawa kereta ga?”
“bawa kak, kenapa kak?”
“kita
kurang kenderaan by, maksudnya kalau Sri bawa, kalian berdua dan kakak bawa
kereta Ibby”
“oh,
oke kak”
Setelah itu kami pun lanjut ke arah yang
mau kami tuju, setelah sampai di dekat Fly Over Amplas, Restu bertanya “mau ke
mana kita? Apa disini aja”
“kalau aku sih terserah bro, mana
bagusnya la”
“kalau
gak kita ke Makmur aja gimana? Mumpung ente permulaan ikut, coba foto di loket
Makmur” kata Restu
“Kalau
aku oke aja bro, kalau gitu ayoklah ke sana kita”
Tidak berapa lama sampai la di loket
Makmur Medan, dan aku pun mulai memperhatikan satu persatu bus Makmur yang ada
di loket ini. Dan mataku tertuju ke salah satu bis Halmahera yang sedang
parkir. Saya kemudian bertanya kepada Restu sekilas tentang body bus ini.
“bro,
ini bus ekonomi ya?” Tanya ku kepada Restu
“ya
sist, ini bus ekonomi, body Euroliner keluaran karoser Rahayu Sentosa”
“oh,
agak gagah ku lihat body nya ini bro, agak greget”
“ya
gitu la sist, eh mau coba lihat ke dalam?” kata Restu
“emang
boleh masuk ke dalam bro? apa ga kena marah nanti”
“gak, izin dulu kita sama supirnya”
kebetulan saat itu supir ada didekat
bus, jadi kami minta izin ke dalam melihat bagaimana dalamnya.
Setelah melihat bagian dalam dan
berfoto, kemudian kami keluar dari bus, dan saya kembali melanjutkan pertanyaan
kepada Restu.
“bro, ini disebut apa kelas busnya”
Tanya ku pada Restu
“ini disebut kelas Ekonomi Toilet. Dan
yang begini hanya ada di Sumatera saja bus ekonomi toilet, di Jawa bus seperti
ini rata-rata AC sist.”
“oh, begitu ya bro”
Kemudian setelah dirasa cukup hunting di
loket Makmur, Restu mengajak saya dan yang lain ke loket ALS, loket ALS tepat
berada di sebelah loket Makmur. Sedang asik hunting tiba-tiba hujan turun
deras, sehingga saya dan yang lain berteduh di salah satu bis ALS.
“kalau ini kelas bus apa namanya bro?”
“
kalau yang ini Super Eksekutif, seat 2-1 sist. Dan body sama dengan body
Halmahera tadi Cuma beda kelas saja”
“oh,
begitu ya”
Kemudian
kami bertanya kepada supir, dan kami mendapat informasi tentang bus lagi. Suatu
pelajaran berharga hari ini.
Karena hujan pun sudah reda kami melanjutkan
hunting ke dalam gudang ALS, setelah puas kemudian Restu mengajak kami ke loket
Barumun. Disana kami bertemu dengan salah satu penggemar bus juga. Namanya
Suhardi.
“dari mana kalian Restu?”
“dari loket Makmur dan ALS bang, ini
bawa anggota baru”
“oh siapa namanya?”
“Ayu” kata saya kepada Suhardi
“oh, mau masuk Medan Bisser juga, iyalah
biar bertambah anggota perempuan di Medan
Bisser, nanti bisa kenalan dengan om Tia dan om Meetha, tapi Meetha sekarang
tidak di Medan lagi, sudah
di pekanbaru.”
Kemudian aku bertanya kenapa para
pecinta bus sering dipanggil dengan sebutan om
“Bro, kok dipanggil om, kenapa ya?”
“oh, kalau di bismania itu biasa sebutan
om, biar akrab. Karena rata-rata yang suka bus
juga laki-laki umumnya. Ntar ente kalau dah gabung dipanggil om juga kok” kata
Restu
Setelah itu kami pamit pulang kepada om
Suhardi. Setelah berfikir sebenarnya aku hanya penikmat saja, tapi karena
desakan dari Restu dan om Suhardi akhirnya aku gabung dengan Medan Bisser,
waktu itu tahun 2013. Saat itu mereka
kumpul di Lapak Medan Bisser. Lapak Medan Bisser dekat Fly Over Amplas. Di sana
aku berkenalan dengan pecinta bus yang lain, disana aku juga berkenalan dengan
yang namanya Tia juga. Aku memanggilnya dengan sebutan Mbak, mungkin karena
kami perempuan dan biar terlihat lebih akrab. Dan disitu juga aku tahu kalau
mbak Tia itu juga Serketaris Medan Bisser. Mbak Tia mengundurkan diri dari
jabatannya dan menyerahkan jabatan itu kepada saya. Jadi saat itu ternyata
kopdar, kopdar itu dapat dikatakan kopi darat atau berkumpul dengan sesama
pecinta bus dan membahas hal tentang bus atau komunitas bus. Dan mereka
membahas tentang pemilihan pengurus yang baru.
“nah, sekarang kan aku punya kawan
perempuan di sini, jadi bisa la ya aku mengundurkan diri dari jabatan
serketaris jadi anggota biasa” kata Mbak Tia
“terserah la, kan udah ada si Ayu
gantinya” kata om Suhardi
“lho kok Ayu, kan bisa kawan yang lain,
Ayu kan baru gabung di sini” kata saya
“gak masalah yu, nanti mbak kasih tau
gimana tugas serketaris itu”
“nah udahlah, bisa kita voting siapa
ketua ini, kandidat ada Fazrian, Restu dan Suharyana” kata bang Budi selaku
moderator dan menggantikan posisi ketua Medan Bisser sementara waktu itu.
Hasil vote menyatakan Fazrian sebagai
ketua, Restu sebagai wakil ketua, saya sendiri serketaris dan bendahara ada
bang Asrul. Kami kemudian foto bersama sebagai hasil dari kopdar hari itu. Dan
pada hari itu juga aku resmi menjadi anggota Medan Bisser.
Selain Lapak, ternyata Medan Bisser
punya Mabes atau Markas Besar tempat berkumpul para anggota Medan Bisser.
Selain itu Medan Bisser juga mempunyai tempat nongkrong sederhana yaitu Warjan
atau Warung Pinggir Jalan tepat di depan loket ALS Medan.
Oke sekarang ada juga yang bertanya,
kenapa sih gabung di komunitas itu? Kan semua anggota laki-laki? Saya hanya
menjawab mau laki-laki atau perempuan semua gak masalah bagi saya, yang jelas
anggota perempuan di Medan Bisser paling di jaga, diperhatikan oleh anggota
lain. Mengapa? Karena Medan Bisser itu bukan hanya sekedar komunitas pecinta
bus biasa, mereka peduli dengan rekan-rekan sesama anggota di dalam, mereka
siap menjadi tempat berbagi ketika ada masalah, mereka akan membantu semampu
mereka jika kita membutuhkan. Jadi intinya sebuah komunitas itu dapat menjadi
keluarga kedua bagi anggotanya.
Sebenarnya banyak yang menentang saya
ikut komunitas pecinta bus ini. Mungkin karena rata-rata anggota adalah
laki-laki. Kemudian bergaul dengan supir dan kernet. Saya membantah mereka yang
menentang, saya berkata mengikuti komunitas pecinta bus tidaklah buruk. Banyak
hal positif yang saya dapat dengan bergabung di komunitas. Saya dapat mengenal
teman-teman dari seluruh Indonesia dan dari berbagai profesi. Saya banyak
mendapatkan ilmu dari mereka. Tidak hanya mengenal bus tetapi hal yang lain.
Banyak orang mengatakan ikut komunitas
bus adalah hal yang aneh, mereka berkata “ngapain foto bus?” “apa sih nikmatnya
foto bus? Ga ada kerjaan apa” saya Cuma bilang itu adalah hobby. Setiap orang
berhak mempunyai hobbynya masing-masing. Selagi itu positif kenapa tidak.
Ikut komunitas bis tidak hanya untuk
Kopdar, Hunting tetapi ada juga namanya touring. Oh ya saya lupa mengenalkan
kepada kalian apa itu Medan Bisser. Medan Bisser adalah salah satu komunitas
pecinta bus terbesar di Sumatera Utara dan berada dibawah naungan forum
Bismania Indonesia atau biasa disebut bismania.com, Medan Bisser berdiri pada
tanggal 12 September 2009. Medan Bisser tercipta karena kepedulian rekan-rekan
bismania di Medan dan salah satu pelopor tersebut juga adalah bang Asrul. Jadi
intinya Medan Bisser adalah komunitas resmi untuk pecinta bus di Sumatera
Utara, walaupun ada BMC korda S.A.N(Sumatera Aceh Nias) dan itu dibawah naungan
Bismania Community atau bismania.org.
Saya dan Restu |
Foto
tersebut adalah foto saya dan Restu, ketika itu saya belum menggunakan hijab.
Karena Restu saya bisa mengenal bagaimana komunitas pecinta bus, bagaimana bus
itu dan apa yang didapat.
Foto
ini adalah foto pertama kali saya touring dengan Medan Bisser, waktu itu kami
touring ke Batu Bara, ke Pantai bunga laut dan Istana Lima Laras
Sebenarnya didalam komunitas itu ada
juga Po. Mania, saya sempat bertanya kepada Restu apa itu po mania.
“Bro, po mania itu apa ya maksudnya?”
“po mania adalah orang-orang yang suka
dengan satu bus saja. Misal aku kan mania
Medan Jaya, tetapi aku masih bisa menyukai bus lain, tidak hanya po itu saja”
“oh begitu ya bro”
“ya sist, sebenarnya di Medan Bisser
juga banyak po mania, tapi mereka bisa netral,
walaupun akan menbandingkan Po A lebih bagus, Po B lebih bagus, tapi intinya
kan tetap satu, tergabung
dalam komunitas pecinta bus”
“ooo begitu ya”
Kemudian aku juga berkenalan dengan
anggota Medan Bisser juga yang bekerja sebagai kru bus di salah satu Po bus,
dan dari situ aku dapat pengartian baru lagi dengan istilah dalam dunia
perbisan.
“om, gak berangkat?” Tanya saya kepada
bang sitohang
“gak om, perpal.” Kata bang tohang
“apa itu perpal om?”
“perpal artinya tidak berangkat atau
biasa dikatakan libur la”
“ohhh gitu ya om, jadi besok ke mana
om?”
“besok line ke Bangkinang om”
“line itu apa artinya om?”
“line itu jurusan atau tujuan”
“ohh, jadi ngerti saya om sedikit”
“sebenarnya masih banyak om istilah
lain, nanti om juga tau”
Ok mungkin sudah dulu membahas tadi,
saya juga punya sahabat yang sudah saya anggap sebagai abang atau saudara. Kebetulan
dia kuliah di luar kota dan sering touring. Dia juga pecinta bus. Saya selalu
nyebut dia dengan hantu touring. Karena ketika hubungan via hp bisa-bisa sudah di
Medan, bisa-bisa udah di pekanbaru bahkan sampi ke jawa.
“bang, suka jalan-jalan ke jawa naik
bis, ongkos ke sana berapa bang dari Palembang?”
“kalau aku sering sarkawi yu”
“sarkawi? Apa itu bang?”
“sarkawi itu biasa disebut penumpang
gelap atau biasa bayar separuh dari harga tiket. Dan aku lebih suka sarkawi,
karena aku ga suka bdb”
“nah bdb apa lagi itu bang?”
“bdb itu bebas dari biaya alias gratis,
yang begitu aku kurang suka, karena merugikan salah satu po dan krunya, bukan
gak boleh bdb tapi kalau bisa jangan sering, gak enak kan dengan krunya juga”
“ooo begitu ya bang, sekarang ayu ngerti
deh sedikit tentang istilah di dunia perbisan”
Banyak juga kawan-kawan saya bertanya,
saya sudah ke mana saja naik bis.
“udah ke mana aja yuk naik bis selama masuk komunitas bus?” kata salah satu teman saya
“udah ke mana aja yuk naik bis selama masuk komunitas bus?” kata salah satu teman saya
“masih dekat aja, belum ada yang jauh”
“yang dekat ke mana?”
“paling dekat ke pakam itu pun naik
damri, hahahahaha”
“yaelah itu ga dihitung kali yu”
“hahahahaha, Medan-Siantar paling,
kemudian Medan-Bagan batu dan paling jauh pernah ke Renghat daerah Riau”
“wah enak dong jalan-jalan naik bus
gratis”
“emang kalau pecinta bus harus gratis
naik bus, enggak dong, ya harus bayar juga, lain kalau diajak oleh kru langsung, itu baru gratis”
“jadi apa gunanya ikut komunitas bus
kalau tidak gratis?”
“kita sebagai pecinta bus tidak boleh
merugikan perusahaan dan kru, kalau gratis terus-menerus gak enak dengan
krunya”
“ooo begitu ya”
bersambung ke bag 2
0 komentar:
Posting Komentar