Kali ini aku akan menceritakan
pengalaman touring naik bis lagi. Touring kali ini bisa disebut touring galau
atau touring yang gak jelas ke mana tujuannya. Sebenarnya aku sich kena rayuan
maut dari bang Junior Putra dan bang Asrul untuk touring. Awalnya mereka mau
touring ke Lokhsumawe naik bis Kurnia megatrend(megatrend=mesin bis keluaran
Mercedez Benz V8). Ketika itu sedang lagi nongkrong di Warjan tempat biasa anak
Medan Bisser kumpul.
“Touring yok?” kata bang Junior
Putra
“Touring ke mana?” kata saya
“ke mana kek, Lokhsumawe kita”
“budget sudah menipis bang, kalian
saja la” kata saya
“alah cuma budget 100 ribu bisa ke
sana kita, PP cuma 200 paling. Gimana koh, touring kita ke sana?” kata bang
Junior Putra ke bang Asrul
“ayok, nanti kau yang gak jelas”
“wuih, jelas la, telp yana. Mana
tahu bisa ngehandle tiket. Kalau bisa
hot seat biar enak”
“kalau ada budget, mau aku bang. Ini
budget udah menipis”
Tidak berapa lama bang asrul
menelpon yana untuk meminta tolong pesankan tiket bis Kurnia. Galau sich
sebenarnya kalau udah begini. Pengen ikut aja jadinya. Hmmmm
“halo yan, dimana. Bisa pesankan
tiket kurnia ke lokhsumawe untuk besok? Jam berapa kira-kira berangkat busnya
itu?”
“kalau keberangkatan ada siang dan
malam, malam tapi jam 11 malam. Gimana?”
Kemudian bang Asrul bertanya kepada bang Putra
“gimana put, jam 11 malam yang ada?”
“gak masalah itu. Ambil aja. Yang
penting hot seat kan”
“oke yan, gak masalah. Jam 11 kan, kalau
bisa usahakan hot seat ya” kata bg Asrul
Kemudian telepon pun berakhir. Dan
kembali bang Putra membuat saya semakin galau karena dia membujuk saya agar
touring bersama mereka.
“udah yu, ayo ikut. Nyesal kau nanti
kalau gak ikut” kata bang Putra
“lagi oleng kapal bang, kalau gak ikut
aku”
“udah ayok, nyesal kau nanti. Ya kan
koh” kata bang Putra lagi
Akhirnya setelah meninmbang saya
memutuskan ikut touring juga. Karena jarang-jarang bisa seperti ini.
“okelah, aku ikut jadinya” kata saya
“wah, galau dia.. hahahahahaha.. pesan
koh.. pesan..” kata bang putra
“udah la bang. Mumpung belum masuk kerja
juga
Kemudian bang Asrul menelpon Yana
kembali untuk memastikan tambahan tiket. Dan saya kemudian bilang ke mereka
bagaimana kalau ajak om Nova (salah satu rekan bismania yang sedang tinggal di
pakam) dan mereka setuju. Kemudian bang Asrul menelpon Nova dan dia pun setuju
untuk ikut touring. Dan tiket pun bertambah, jadilah 4 orang yang akan touring.
“terus kalau pulang naik apa kita dari
sana?” kata saya
“kalau di sana banyak itu kan koh” kata
bang Putra
“naik P3 bisa (P3=Putra Pelangi Perkasa),
naik itu lagi juga bisa”
“nah, udah mantap itu” kata bang Putra
Setelah berbincang aku pun pamit pulang
duluan meninggalkan bang Asrul dan bang Putra yang masih duduk di Warjan.
Tidak berapa sampai rumah, aku kembali
komunikasi dengan bang Putra melalui chat di BBM.
“bang, besok kita kumpul dimana
pastinya?”
“kayaknya besok batal la, gak dapat hot
seat kita. Mau kau kl gak hot seat”
“gak hot seat mana enak bang. Touring
kopin aja la kita yok (Kopin=Kota Pinang) naik bmc. Penasaran soalnya naik bus
itu”
“kalau naik bmc tanggung kali ke Kopin. Ke kerinci aja kita
sekalian”
“bukannya bmc sampai Perawang ya”
“ya, kita lanjut ke kerinci. Habis itu
kita ke Pku (Pku=Pekanbaru)”
“capek kali kalau gitu bang”
“namanya juga touring. Itulah touring”
“masalahnya besok Ayu masih ada urusan,
lihat pengumuman kelulusan adik masuk SMA”
“hmmm okelah, besok kita putuskan”
“udahlah, ke Kopin aja kita ya naik bmc,
ajak koh Asrul juga sama om nova”
“besoklah kita putuskan ya. Okelah aku
tidur duluan”
“oke bang”
Besoknya adalah hari penentuan apakah
jadi touring atau tidak. Dan bang Putra pun kembali menelpon saya.
“jadi kau mau naik bmc?”
“jadi la bang, penasaran aku soalnya
dengan cerita abang tentang bus itu. Pengen coba langsung”
“okelah, naik bmc kita. Ajak koh Asrul
yu”
“abang saja yang telpon koh Asrul. Nanti
ayu WA koh Asrul”
“okelah, nanti ku hubungi kau lagi”
Kemudian, siang hari bang Putra kembali
menelpon saya dan menanyakan kepastian lagi. Dan minta tolong kepada saya untuk
menghubungi salah satu kru di bis yang akan kita naikki nanti sore.
“yu, aku tadi hubungi si opung untuk
tanya tentang bis itu. Aku dikasih opung nomor krunya. Kau telpon yu, pastikan
kita berangkat 4 orang ke kota pinang. Ada gak bangku. Kalau gak ada minta aja
di depan dekat supir”.
“siapa nama krunya bang?”
“purba. Tanya dia ada gak bangku lagi
untuk ke Kota Pinang 4 orang”
“ooo, ok. Ayu telpon dulu dia. Nanti Ayu
kabarin abang lagi”
“ok yu”
Selanjutnya saya menghubungi bang Purba
salah satu kru dari bis tersebut.
“halo, ini bang Purba’
“ya, ini siapa ya?”
“saya kawan opung bang, kawannya Rio
bang”
“ya, kenapa itu’
“bang, mau pesan bangku 4 orang la bang,
ke Kota Pinang”
“udah gak ada lagi la bangku, udah
penuh. Di depan la kalian. Mau?”
“oo, gitu ya bang. Nanti saya hubungi
lagi ya bang. Saya mau tanya teman saya dulu”
Dan telpon pun terputus, lalu saya
menghubungi bang Putra kembali untuk menanyakan kepastian bagaimana.
“bang, habis bangku kata bang Purba, di
depan kita. Gimana?”
“ah gak masalah itu. Itu yang dicari”
‘ok bang, biar Ayu hubungi lagi bang
Purba”
“oke yu”
Kemudian saya menghubungi bang Purba
kembali dan menyetujui bangku pilihan tadi.
“halo bang, jadi ya ke Kota Pinang 4
orang”
“tapi gak ada bangku la, di depan la
kalian. Tapi Cuma sampai kota pinang aja kalian kan. Dekat la itu”
“ya bang”
“naik dari mana kalian nanti?”
“warung di depan loket Makmur itu bang”
“jangan disitu, naik dari SPBU samping
loket Pelangi aja”
“oke bang, makasih ya bang”
“ya sama-sama”
Ya, akhirnya naik bis Makmur batangan bmc juga. Gak sabar
menjejal jalinsum dengan goyangannya. Dan sesuai kesepakatan kami akan kumpul
di Warjan sore harinya. Karena bis berangkat 18.30 Wib atau setengah 7 malam
dari loket. Jadi kami sepakat jam 4 sore sudah berada di sana. Dan untuk armada
pulang ke Medan kami sepakat naik Makmur MD batangan bang Sitohang yang juga
rekan Bismania
“poster om?” awal obrolan via WA
(poster=posisi terakhir atau lagi dimana)
“lagi di jalan mau pulang ke Medan.
Kenapa om?”
“om, kalau naik dari Kopin ke Medan
boleh?”
“emang om mau ke mana? Mau touring ya?”
“ya om, rencana mau touring dari Medan
ke Kopin. Terus pulangnya mau naik MD”
“boleh om”
“kami ada 4 orang om, berapa om?”
“berapa apanya om?”
“biayanya la om. Soalnya kan 4 orang. Ga
enak kalau gak bayar”
“alah om ini, udah la.”
“jangan la gitu om, gak enak”
“jadi maunya gimana om?”
“maunya bayar om, kan gak enak. Kami 4
orang om, kalau sendiri gak masalah om”
“kalau om bayar, om gak usah naik MD.
Naik aja yang lain”
“kok gitu sich om”
“om pula, tanya berapa tadi”
“oke deh om. Hehehehe. Nanti saling
kabar kabarin aja ya om”
“ok om yue”
Jam 16.15 atau jam 4 .15 sore saya
sampai di warjan. Yach selalu jadi pertama dan yang selalu menunggu kayaknya.
Sambil menanti bang Putra dan bang Asrul, saya pun hunting. Tidak berapa lama
saya mendapatkan pesan via WA kalau om Nova tidak jadi ikut Karena sakit.
Yach jadinya kita bertiga deh yang
touring kali ini. Sebelumnya sudah pernah touring bertiga. Tapi ketika itu kami
touring pendek ke Siantar. Mencoba bus Paradep yang body jetliner. Jadi ini
ke-2 kali saya touring bareng bang Putra dan bang Asrul.
Mungkin pada bertanya tentang bmc. Apa
itu bmc? Ok saya akan jelaskan. Bmc itu adalah sebutan untuk salah satu supir
bis Makmur yang sangat terkenal di kalangan anak Bismania yang katanya kalau
bawa bis itu joss alias kencang. Namanya bang Mora dan disebut BMC (Bang Mora
Cepat) karena rekor bawa bis yang cukup buat anak bismania kagum.
Jam 6 bang Asrul dan bang Putra sampai
di Warjan. Mereka terlambat karena macet
panjang sekitaran daerah Marendal ke Amplas. Karena macet akhirnya mereka jalan
kaki katanya dari Amplas. Tapi singgah dulu katanya di sate barumun langganan
kita. Huuu gak ngajak saya mereka. Jam 6 lewat saya dan bang Putra ke loket
Makmur untuk menjumpai bang Purba sekalian lihat-lihat bis. Jalan ke bis yang
parkir dan tanya salah satu kru ternyata bang Purba masih mandi. Jadi deh
menunggu dulu beberapa menit. Sambil menunggu kami menjumpai korlap loket
Makmur. Karena kebetulan kami kenal dengan beliau, sebutannya Emer anam.
Awalnya bang Putra dulu yang menghampiri beliau baru saya. Yach sambil menunggu
sambil bertanya tentang bis Makmur ini. Pastinya tanya tentang armada baru dong
ya. Hahahaha. Anak Bismania tidak heran kalau udah jumpa orang penting di PO
yang di tanya pasti armada.
“Sehat pak?” kata bang Putra
“eh, kau rupanya. Ngapain? Ada saudara
yang berangkat?”
“gak pak, mau pesan tiket masih full
pak. Sampai tanggal 20 katanya”
“ya memang. Penumpang masih membludak.
Sampai tanggal 20, mungkin lebih dari itu”
“ada kira-kira yang baru pak, yang
tinggi-tinggi itu pak?”
“oh, ya ada nanti. Bulan 8 masuk
karoseri dan bulan 12 keluar”
“ya la pak, pas itu. Bulan 12 kan akhir
tahun itu”
“ya”
“masuk ke mana rencana pak? AP aja pak”
“wah nanti la kita lihat masuk ke mana
dia”. Kata beliau sambil tersenyum
Tidak berapa lama bang Purba sudah
selesai. Saya pun menjumpai bang Purba menanyakan kepastian keberangkatan.
“bang, gak jadi 4 orang. Jadinya 3 kami”
“oh ya. Oke”
“kami tunggu di SPBU ya bang”
“ya tunggu aja di situ”
Setelah itu saya dan bang Putra kembali
ke Warjan sebentar sambil menemui bang Asrul. Tidak berapa lama rehat akhirnya
kami jalan ke SPBU sebelah loket P3. Sambil menunggu melihat bis yang melintas
putar arah. Sungguh sebenarnya spot yang pas untuk jeprat jepret foto bis.
Hohohoho. Tidak berapa lama bis pun memasuki SPBU untuk nyolar alias isi
bensin.
Perdana naik Makmur batangan bmc ini,
tapi sayang bmc masih cuti berlebaran. Jadinya bang Aritonang dan bang Harahap
(sebagai pengganti bmc) serta bang purba dan rekannya. Touring pun dimulai.
Baru berangkat sudah dihadapkan dengan macet yang ada. Alamak hassuurr.. semoga
di jalan lintas tidak ada kemacetan. Karena bis yang penuh hanya beberapa
bangku kosong yang penumpang akan naik di beberapa loket pembantu. Cc 1
kebetulan masih kosong karena penumang naik dari Indrapura. Jadi bang Putra dan
bang Asrul duduk di bangku cc dan saya duduk di depan tepat di sebelah supir
dan kernet. Ya maklum kebetulan saya juga sedang dokumentasi kan. Jadi ya
begitulah. Bis sejenak berhenti di Terminal Lubuk Pakam karena mengambil sewa
dan paket.
Kemudian bis lanjut lagi berjalan.
Seperti yang dibilang bang Harahap dan bang Purba, bahwa bis akan berhenti di
setiap loket. Alamak sungguh perjalanan yang pasti akan membuat capek karena
terus berdiri dan keluar jika bus
berhenti di loket pembantu.
Ok bis mulai jalan lagi. Sambil
cerita-cerita dengan bang Harahap dan bang Purba juga. Sambil tanya tentang
bismania dan cerita tentang kehidupan sebagai supir. Oh ya, kami juga gantian
tempat duduk. Giliran bang Putra duduk disebelah supir dan saya duduk di bangku
cc bersama bang Asrul. Padat jalan sudah mulai terasa ketika sampai di
Perbaungan. Panasnya di dalam bis membuat gerah. Akhirnya saya memilih membuka
jaket bismania saya dan hampir mulai bobomania. Kalau bang Asrul jangan
ditanya, dia sudah bobomania di sebelah saya. Tinggal saya dan bang Putra yang
masih bertahan. Sambil mendengar cerita bang Putra dengan kru, tiba-tiba bis
Bintang Utara body Jetliner menyalip, astaga hampir saja itu bus laka dengan
yang diarah berlawanan. Saya sampai terperanjat lihatnya. Ok kemudian bis
lanjut lagi berjalan sampai di kota Tebing Tinggi bis berhenti di 2 Loket yaitu
Loket Halmahera dan Makmur. Angkut-angkut penumpang dan bis mulai padat. Akhirnya
bis jalan lagi dan saya pun bobomania. Tapi tepat di RM. Ladang Sari di
Indrapura bis berhenti untuk rehat sejenak dan ambil penumpang lagi. Wkwkwk
akhirnya setelah ini kami akan benar-benar di bangku tempel sebelah supir. Oh
ya, kami juga berjumpa dengan rekan kami si Haris yang kebetulan bisnya juga
melintas dan istirahat di tempat yang sama
Saat istirahat itu kami diajak makan
oleh kernet bis yang kami tumpangi tadi
“ayok, makan kita dulu didalam” ajak
kernet bis tersebut
“ya bang” kata kami
“ayoklah Yu, lapar pula aku. Belum
makan” kata bang Putra
“ayoklah”
“ayok koh, makan kita” kata bang Putra
kepada bang Asrul
“ya udah duluan aja” kata bang Asrul
Mau masuk ketemu si Haris, jadi deh
ngobrol dulu
“eh incek, indak kemano” kata saya
dengan bahasa akrab kami
“ngeline dulu mbak ke Dumai. Orang mbak
mau ke mana?” kata Haris
“Kami ke Kopin. Full bus mu?”
“full mbak. Orang mbak?”
“full, kami bangku tempel habis ini”
“sewa batunya orang ini” kata Haris
kepada kernet bis kami jawaban si kernet hanya sederhana saja sambil tertawa
Kemudian kami bergabung di Meja supir
untuk makan.
“makan-makan, ambil aja yang mana” kata
Supir dan Kernet
“iya bang” kata saya dan bang Putra .
kalau anak Bismania makan sama kru bis satu meja itu adalah hal yang lumrah. Bukan
karena gimana-gimana, tapi itulah bentuk keramahan dari kru.
“engkong mungkin segan itu ikut makan”
kata bang Putra
“pantes engkong gak ikut masuk. Ya
udahlah makan dulu. Tadi katanya lapar abang” kata saya
Setelah beberapa menit makan kami pun
keluar. Menghirup udara sambil melihat bis juga tentunya. Hunting di malam hari
Setelah rehat dan makan sejenak,
akhirnya bis melanjutkan perjalanan kembali. Sayang belum ganti supir. Masih
bang Harahap yang bawa, yach gak joss deh jadinya. Karena bang Aritonang masih
tidur dibelakang. Sepanjang jalan banyak pemandangan bis yang disuguhi. Dari
mulai Makmur, Medan Jaya, Bintang Utara, Halmahera, Chandra dan lain
sebagainya. Semua bus saling beradu di jalinsum. Maklum kalau bis malam ya
harus pada cepat. Jam kami bergerak adalah jam-jamnya bus saling beradu memang.
Didepan kami tepat bis Medan Jaya Nopin 17 C, tujuan Ajamu kalau tidak salah.
Lumayan juga larinya
Medan Jaya 17 C |
Sampai di loket kota Kisaran bus kembali
berhenti, mengangkut penumpang dan kemudian lanjut jalan lagi. Berhenti di
depan RM. Gunung sari untuk check in penumpang. Setelah itu lanjut lagi
perjalanan. Sampai daerah aek nopan bus berhenti lagi, tapi ternyata
penumpangnya batal berangkat, ya jadinya lanjut lagi. Sepanjang jalan banyak
kress dengan bus yang arah ke Medan. Kencang semua sampai gak bisa di foto dari
depan. Sungguh perjalanan yang menyenangkan. Ini baru touring namanya. Saya dan
bang Putra terus cerita bersama kru, sedangkan bang Asrul jangan tanya lagi,
sudah bobomania dia disebelah bang Putra, wkwkwkwk. Sebenarnya mata saya juga
sudah mulai lelah dan ingin rasanya tidur, tapi tidak memungkinkan, bang
Harahap juga sudah mulai lelah dan minta diganti, tapi sang kernet bilang
sebentar lagi. Memasuki kawasan Labura(Labuhan Batu Utara) jalan sudah mulai
sepi kembali. Sebenarnya kalau dari cara bang Harahap bawa jadi ngantuk. Kami
terus berkomunikasi dengan bang Sitohang untuk memastikan bis nya sudah sampai
mana, dan ternyata kondisi kami untuk ke Kota Pinang tidak memungkinkan.
“Poster om?” tanya saya Melalui pesan WA
“Kota Pinang. Orang om udah dimana?”
“masih daerah apa ya om namanya ini, mau
masuk ranto la.”
“ah, lelet kali orang om”
“wkwkwwk, jadi om kami turun di mana?”
“tunggu di SPBU jalan baru ranto itu aja
la”
“ya udah om, nanti ayu kabarin lagi”
0 komentar:
Posting Komentar