Tapi sebelum memasuki perbatasan Rantau
Prapat akhirnya sinyal dari bang Aritonang pun bunyi.saatnya ganti supir,
kemudian bang Putra mengisyaratkan agar komunikasi lagi dengan bang Sitohang.
Dan bang Asrul kemudian menghubungi bang Sitohang dan saya melakukan chat via
WA.
“bang, kami gak jadi turun di Ranto,
kami turun di Aek Nabara aja, soalnya bang Aritonang yang bawa”
Kemudian bang Aritonang pun naik, dan
bus melaju kembali. Terasa perbedaan bang Harahap dan bang Aritonang yang bawa.
Bang Aritonang joss bawa bisnya. Bang Asrul yang tadinya ngantuk akhirnya jadi
melek karena cara bang Aritonang bawa. Saya bilang kepada bang Putra
“boleh la bang. Mantap banget”
“hahahaha” kata bang Putra
“kenapa gak bang Aritonang la yang bawa
dari tadi. Kalau gak kan mantap tadi pas di jalan sana” kata saya
“ketagihan kau kan” kata bang Putra
‘hehehehhe” kata saya nyengir
“turun dimana kelen jadinya?” kata bang
Aritonang
“di Aek Nabara aja la bang” kata kami
“oo, ya la” kemudian kami bercerita lagi
dengan bang Aritonang. Kata bang Putra, bang Aritonang ini kalau gak diajak
ngomong dia gak akan ngomong. Ternyata benar. Sungguh saya suka dengan cara
bawa bang Aritonang, sayang bang Mora masih cuti, kalau gak dapat la dua-duanya
ini.
Saat lewat dari jalan baru R.Prapat,
kami berselisih dengan Makmur dan berhenti. Ternyata ada penumpang yang lewat
dari tempat tujuannya. Seharusnya penumpang tersebut turun di Kota Pinang tapi
kelewatan. Jadilah kami bersempit ria sementara.
“yah, kenapanya? Kelewatan?” tanya bang
Aritonang kepada penumpang yang naik
“ya bang, kelewatan kami. Tadi sudah
kami bilang sama kernetnya turun di Kota Pinang. Tapi ketiduran rupanya dia,
kami pun tidur. Jadi kelewatan la kami” kata penumpang tersebut
“bisa pula tidur dia. Ya udah lah situ
aja kelen dulu. Orang ini dekatnya, turun di Aek Nabara” kata bang Aritonang
“ya udah duduk aja kak, kami dekat kok.”
Kata bang Putra
Kemudian bis pun melaju lagi, dengan
cara bawa bang Aritonang gak sangsi la. Walaupun kencang tapi gak goyang. Tidak
berapa lama kami pun sampai di SPBU Aek Nabara. Kami berhenti di sana.
“di mana kalian jadinya?” kata bang
Aritonang
“SPBU itu aja bang” kata bang Putra
“ooo, oke”
“kami di sini aja bang” kata bang Putra
Kemudian bang Aritonang menghentikan
bisnya.
“makasih ya bang” kata kami serempak
“yok…”
Selanjutnya kami menunggu bis Makmur MD
bang Sitohang. Bang Asrul menghubungi bang Sitohang untuk menanyakan dimana
posisi bisnya.
“halo, udah dimana?” kata bang Asrul
“udah dekat” kata bang Sitohang
“okelah, kami di SPBU ini ya, sebelah
kanan” kata bang Asrul
Tidak berapa lama kami menunggu akhirnya
Makmur MD datang dengan klaskson khasnya. Kebetulan yang bawa bang Herman.
Kencang sudah pasti la. Kami pun duduk di depan sambil cerita kembali dengan
bang Sitohang dan bang Herman. Tapi sepertinya mata saya mengantuk dan saatnya
bobomania.
“bang, siapa yang di area?”
“udak mu la. Kenapa?”
“ngantuk bang, mau bobomania dulu la ya”
“pergi la ke belakang. Ada udak mu itu
tidur kok. Di bangku belakang aja. Tadi udah ada 2 penumpang turun”
Kemudian saya pun kebelakang, tapi
begitu melihat semua bangku penuh. Di area juga ada yang tidur. Hmm saya
berdiri sebentar dan kemudian kembali lagi ke depan.
“yah, kenapa gak jadi” kata bang
Sitohang
“lho gak jadi tidur kau” kata bang Putra
“di area ada orang bang”
“udah ada bangku kosong itu. Tadi turun
penumpang”
“apa yang kosong bang, semua cari lapak
masing-masing”
“bah. Apa pula ini”
“ya udah, nanti pas di SPBU kita atur
aja. Usir aja orang-orang itu disitu” kata bang Herman
“ya la, masa buat om Ayu gak ada tempat”
“hahaha, apalagi sekertaris MB pula ya
bang” kata saya
“ya la, masa gak di servis”
“udah nanti sama si jupe yang ngapain”
kata bang Sitohang (Jupe=panggilan akrab bang Putra di MB)
Tidak berapa lama kami berhenti di SPBU
karena si MD mau nyolar alias isi bensin. Sambil menunggu pengisian kami pun
hunting sejenak
“Aku mau beli minum dulu Yu, yok koh,
gak beli minum” kata bang Putra
Kemudian saya pun mengambil dokumentasi.
Dan kemudian bang Sitohang mengambil foto kami juga.
“oopp. Ada yang kamera baru” kata bang
Sitohang
“terus om gitu. Kayaknya om udah tau la”
kata saya
“sini om, foto dulu. Edisi touring
galau” kata bang Sitohang
Makmur "My Disco" 7028 |
Setelah isi bensin selesai kami pun
lanjut perjalanan. Bang Putra kemudian mengajak saya ke area untuk melihat
apakah masih ada penumpang atau tidak. Karena dia tau saya sudah lelah dan
ingin bobomania alias tidur. Karena saat itu sudah subuh.
“ah, gak ada orang nya Yu” kata bang
putra
“tadi ada bang, sekarang udah pindah
orangnya”
“ya udahlah, tidur la kau dulu”
“ya bang. Ayu tidur dulu ya”
Sudah sangat ngantuk memang, tapi tidur
pun tidak nyenyak karena bang Herman membawa mobil sangat laju dan sangat
terasa di belakang. Kepala pun terantuk juga. Alamak memang la bang Herman ini.
Kalau gak laju gak bang Herman namanya. Benar-benar laju kalau bang Herman yang
bawa. Sebenarnya enak kalau bang Herman yang bawa, kalau duduk gak terasa sama
sekali goyangan di dalam. Karena ada kadang supir kalau bawa kencang agak
goyang di dalam. Ok saya pun akhirnya bobomania, baru terbangun jam setengah 7
ketika bang Putra membangunkan saya untuk sedikit bergeser bangku, maklum kalau
jam segitu pasti jam bang Putra molor. Kemudian saya tidur sebentar dan
terbangun lagi ketika sudah sampai di RM. Gunung Sari I, itu pun karena udak
Putra yang bawa.
Saya dan bang Asrul turun. Udak Putra
dan bang Lubis langsung ke bangku sudut yang ada tak jauh dari arah bis. Kalau
bang Putra, bang Sitohang dan bang Herman masih tidur di bis. Mau bangunkan
bang Putra segan juga karena tidurnya nyenyak banget. Kemudian saya dipanggil
udak Putra untuk ikut makan dan minum.
“Makan Yu, pesan la. Mau minum apa” kata
udak Putra
“ya udak.”
“udah pesan aja”
“ya udak gak apa-apa” sebenarnya gak
enak juga menolak tawaran udak Putra. Tapi mau bagaimana, saya juga masih
kenyang.
Duduk sambil bercerita dengan bagian
check in bis Makmur-Halmahera di RM tersebut. kami mendengar cerita tentang
kecelakaan yang terjadi antara bis Makmur dengan bis Pembangunan Semesta dan
ALS. Mendengar ceritanya sungguh sangat miris segaligus sedih. Dan dari cerita
yang salah itu bis Makmurnya. Sebenarnya bis Makmurnya juga bukan bis Makmur
kepunyaan direksi Makmur. Kami anak bismania menyebutnya bis siluman alias bis
yang gak jelas bagaimana sistem manajemennya. Walaupun bis tersebut masih ada
hubungan saudara dengan direksi M-H Group, tetapi tidak dibawah manajemen
tersebut.
Setelah beristirahat sejenak kami pun
kembali melanjutkan perjalanan ke Medan. Saya dan bang Asrul kembali duduk di
depan. Jalanan sudah mulai ramai karena pagi hari tapi udak Putra tetap membawa
dengan laju. Tidak berapa lama kami memasuki kota Kisaran ada penumpang yang
salah turun. Seharusnya turun di Kota Pinang malah jadi sampai ke Kisaran.
“bang, ini dimana?” kata penumpang
“Kisaran. Kau turun dimana?” kata udak
Putra
“Kota Pinang bang”
“ah, udah jauh kali la ini. Kok gak
bilang kau dari tadi” kata udak Putra
“lupa aku bang” kata penumpang tersebut
“bisa pula kau lupa. Ketiduran kau ya”
‘ya bang. Kalau dari sini berapa lagi
ongkosnya bang?”
“berapa ya, sekitar 50 itu”
“ya udah la bang, aku turun sini aja”
“naik itu kau nanti’ kata udak Putra
sambil menunjuk armada atau angkutan yang menuju ke sana
“ada barang mu?” kata bang Lubis
“gak ada bang, makasih ya bang”
‘ya”
“bisa pula lupa mau turun dimana” kata
udak Putra
“tadi pun kami gitu udak, mau turun di
Kota Pinang lupa kernet bilang karena ketiduran kernetnya. Penumpang pun
ketiduran. Jadi turun di R.Prapat la tadi. Untung pas bis kami lewat tadi”
“iya. Itulah penumpang ini kadang. Gak
mau dia bilang dimana. Kadang penumpang juga sok tau” kata udak Putra
“tapi bisa pula ketiduran kernetnya itu
ya” kata bang Lubis
“itu la bang kadang penumpang ini” kata
bang Asrul
Tidak berapa lama dari cerita tersebut.
tepat di depan terminal Kisaran ada bis Halmahera SE 2-1 yang berhenti karena
mogok
“lho kenapa itu, mogok dia” kata udak
Putra
“kalau ini anginnya pasti” kata bang
Lubis
“coba tengokkan dulu sana. Kalau apa
oper kemari sewanya itu” kata udak Putra
Bang Lubis pun segera turun dan
menghampiri mereka. Udak Putra juga turun tidak berapa lama. Saya juga turun
melihat, dan ternyata penumpang di oper ke bis kami dan Halmahera seat 2-2 yang
ada didepannya. Tapi akhirnya tidak jadi karena bis sudah hidup. Tapi beberapa
penumpang sudah berangkat dengan bis Halmahera yang seat 2-2 tadi. Kemudian
bang Asrul pindah ke dalam untuk tidur pastinya.
“anginnya gak bisa keluar rupanya” kata
bang Lubis
“yang bodohnya itu krunya. Masa gitu aja
gak tau”
“kalau penyakit elektrik itu la, angin
ga bisa keluar ya mogok”
Aduh sepertinya saya juga mulai ngantuk
ini.
“pindah aja ke dalam Yu” kata udak Putra
“ya udak, mau bentar lagi”
Tapi sepertinya rasa ingin bobomania gak
tahan lagi. Akhirnya saya pun pindah ke dalam mencari lapak untuk tidur. Dan
saya memilih area kembali dekat bang Putra tidur.
“bang, geser dikit bang” kata saya
kepada bang Putra
“hem” kata bang Putra tersentang
Kemudian saya duduk dan mau memejamkan
mata, tapi akhirnya bang Putra bertanya dimana sekarang
“udah dimana kita Yu?” tanya bang Putra
“masuk Tebing bang”
“udah lewat Gunung Sari berarti”
“udah bang”
“kok gak dibangunkan aku Yu”
“gimana mau bangunkan, abang nyenyak
banget tidurnya. Segan Ayu mau bangunkan abang”
“heran aku, biasa kalau bis berhenti
terbangun aku. Tapi kok bisa enak kali aku tidur ya Yu. Bis ekonomi ini lo Yu.
Gak biasanya aku gini”
“mungkin karena abang kecapean kali”
“yang namanya di bis Yu, belum tentu
bisa nyenyak tidur. Kau tau la kan”
“ya.. ya.. tahu Ayu bang”
“tapi gak biasa gini aku. Ini bis
ekonomi Yu, apapun itu pasti didalam kan panas kalau bis berhenti. Ini pulas
banget” kata bang Putra masih penuh tanda tanya
Sebenanrnya waktu berhenti di RM. Gunung
Sari saya mau membangunkan bang Putra. Tapi saya lihat dari bawah ketika saya
foto bis lain dari belakang bis Makmur MD, bang Putra tertidur pulas, gak tega
mau bangunkan abang saya itu.
“aduh lapar pula aku Yu” kata bang Putra
“bah, kelaparan awak iya” kata saya
sambil jahil
“iya Yu, aduh kok ga bangun la aku tadi
ya”
“udah deh bang. Ntar pas di Medan aja
kita makan” kata saya
“eh Yu, tadi pas kalian turun tas ku
gimana?”
“tadi pas kami turun ada di dashboard
depan kok.”
“ada hp ku itu Yu”
“aman bang, tadi juga ada hp penumpang
yang di charger di depan. Hp abang lg di charger kan”
“ya Yu, tolong ambilkan Yu”
“ok, ayu ambil ke depan dulu” kata saya
Mungkin penumpang lain pada heran
melihat saya. Kenapa dari malam saya suka banget mondar mandir di bis. Hahahaha
mereka kan gak tahu saya siapa. Jelas kru di bis ini sudah seperti keluarga
saya. Jadi bebas mau ngapain saja di bis ini. Kadang kalau pas libur saya juga
ikut ke brandan atau ke tanjung beringin. Dan biasa saya dan teman-teman yang
ikut trip pendek ini selalu membantu penumpang yang akan pindah bis jika sampai
loket Medan.
Dari area kami pun pindah ke bangku
tengah, mencari lapak dekat jendela. Seperti biasa kami duduk berdua sambil
cerita lagi. Kalau saya dan bang Putra berdua pasti ada saja bahan cerita kami.
Apa itu tentang bis atau masalah pribadi yang ingin dipecahkan.
Jalanan sudah mulai macet. Dan cuaca
sudah mulai panas. Sepertinya siang akan sampai Medan. Bang Sitohang sudah
bangun, pasti bakal ramai kita buat di kabin bis ini. Dan benar, bang Sitohang
memulai cerita dan menjahili salah satu penumpang bis. Hahahaha, kalau gak
begitu gak MTG sebutannya kami buat di Medan Bisser. Sampai Simpang Kayu Besar
habis kami jahilin penumpang itu. Hahahaha. Itu masih gak seberapa, kalau udah
rame anak Medan Bisser di suatu tempat pasti sangat heboh dan rame la. Jam
setengah 12 kami sampai di Loket Medan dengan selamat sentosa mengantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaa.. eh emang undang-undang.
Hahahaha.
“om, Ayu ikut sampai gudang ya.”
“ya” kata bang Sitohang
“turun di gudang Ayu ya bang”
“gak ke Warjan dulu kau”
“gak la bang. Udah lengket ini badan. Mandi
dulu. Nanti kalau sempat ke warjan la”
“okelah” kata bang Putra
Dan finish in Loket M-H tepat jam 11.30
Wib. Dan sedikit macet tentunya. Saya turun sebentar dan kemudian permisi
kepada bang Putra dan Koh Asrul untuk pamit pulang duluan. Kali ini benar-benar
trip galau. Touring pp yang benar-benar gila. Trims bang Putra dan bang Asrul
atas waktu touring bersama. Semoga ada touring selanjutnya. Trims kepada bang
Aritonang dan bang Harahap, serta kru MD. See you next trip