Jodoh Akan Bertemu by Lana Azim dan Dwitasari
Nia, istri siriku,
fotomodel terkenal di Jepang. Engkau itu cantik, galak, aku cinta mati
sama kamu. Ayumi, sahabat wanita Jepangku yang paling baik. Walaupun dia
rela mengikhlaskan seluruh hati, pikiran, dan tubuhnya pada diriku,
tapi aku yakin bahwa dia bukanlah tulang rusukku yang hilang itu. Dan
Nurma, wanita berjilbab, hafal Qur`an, seorang dokter di kampung, adalah
jodoh dari ayahku.
Sekarang, aku bingung, Nia. Harus bagaimana? Perlahan panasku mulai tinggi. Gema takbir pada malam penuh kemenangan ini samar-samar mulai tak terdengar lagi. “Nia, bismillah. Dengan ini aku nyatakan kamu aku cerai, talak satu. Maafkan aku. Maaf,” ucapku sekuat tenaga. Napasku masih tersengal berat mengucapkannya.
Nia diam. Suaranya tak terdengar lagi kecuali air mata yang menderai membasahi tubuhku yang kurasa. Dia masih memelukku erat, menggoncang-goncang tubuhku. Kupejamkan mataku dan tidur lemas dipelukannya. Dia mencengkeram kuat tubuhku. Aku tidak bercanda, katanya. Kamu memang tidak boleh becanda...
Sekarang, aku bingung, Nia. Harus bagaimana? Perlahan panasku mulai tinggi. Gema takbir pada malam penuh kemenangan ini samar-samar mulai tak terdengar lagi. “Nia, bismillah. Dengan ini aku nyatakan kamu aku cerai, talak satu. Maafkan aku. Maaf,” ucapku sekuat tenaga. Napasku masih tersengal berat mengucapkannya.
Nia diam. Suaranya tak terdengar lagi kecuali air mata yang menderai membasahi tubuhku yang kurasa. Dia masih memelukku erat, menggoncang-goncang tubuhku. Kupejamkan mataku dan tidur lemas dipelukannya. Dia mencengkeram kuat tubuhku. Aku tidak bercanda, katanya. Kamu memang tidak boleh becanda...
0 komentar:
Posting Komentar